Sosialisasi FKUB, Sekda: FKUB Punya Peran Bangun dan Jaga Kerukunan di Kalangan Masyarakat
- 10 December 2025 17:51
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 37
Tubankab - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Tuban menggelar sosialisasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di ruang Dandang Wacono Setda Tuban, Rabu (10/12).
Hadir dalam giat tersebut Sekda Tuban, pengurus FKUB Kabupaten Tuban, Kemenag Tuban, perwakilan tokoh lintas agama di wilayah Kecamatan Tuban, Semanding, Palang, Merakurak dan Jenu.
Kepala Bakesbangpol Tuban, Yudi Irwanto menyampaikan, kegiatan sosialisasi forum kerukunan umat beragama tahun 2025 Pemerintah Kabupaten Tuban ini dilaksanakan dengan maksud dan tujuan yang didasari untuk peningkatan kerukunan umat beragama dan peningkatan toleransi di kalangan masyarakat dan generasi muda di Kabupaten Tuban.
Sementara itu, Sekda Tuban, Budi Wiyana dalam arahannya mengatakan, tujuan sosialisasi ini untuk menjaga dan memberikan keharmonisan sosial yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat dari berbagai lintas agama.
“Kegiatan sosialisasi forum kerukunan umat beragama (FKUB) Kabupaten Tuban tahun 2025 merupakan proses membangun kesadaran di kalangan masyarakat, betapa pentingnya menjaga kerukunan umat beragama di Kabupaten Tuban,” ujar Sekda.
Sebagaimana ditegaskan dalam peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor 8 tahun 2006 dan nomor 9 tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama, pemberdayaan forum kerukunan umat beragama, dan pendirian rumah ibadat bahwa pemeliharaan kerukunan umat beragama adalah upaya bersama umat beragama dan pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan umat beragama.
“Maka dengan sosialisasi FKUB ini diharapkan masyarakat berperan serta secara aktif untuk memberikan kontribusi positif dalam membantu menjaga kerukunan umat beragama,” harap Budi Wiyana.
Sekda juga mengatakan, mencermati situasi yang berkembang lima tahun terakhir, melalui media sosial atau yang lainnya, masyarakat merasa prihatin dengan masih terjadinya konflik dan peristiwa kekerasan di sejumlah daerah, yang penyebaran informasinya begitu cepat, seperti peristiwa penyerangan seorang ustaz atau guru ngaji oleh seseorang, dan lain-lain.
“Hal ini diperlukan filter dan klarifikasi khususnya tokoh agama dengan hati yang dingin, sebelum meneruskan informasi kepada umatnya,” pesan Sekda. (chusnul huda/hei)










