202 JIWA MELAYANG SIA-SIA, KERUGIAN CAPAI RP. 2,6 M
- 22 March 2016 14:17
- Yolency
- Umum,
- 1345
Tubankab - Jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di jalan raya di Kabupaten Tuban, tergolong masih cukup tinggi. Bahkan, kerugiannya hingga mencapai milyaran rupiah. Tingginya angka kasus kecelakaan ini banyak disebabkan berbagai faktor, salah satunya human error.
Data yang dihimpun reporter tubankab di Satlantas Polres Tuban, menyebutkan jumlah kejadian laka lantas selama 2015, mencapai angka 1.065 kasus. Jumlah korban meninggal dunia sebanyak 202 orang dan korban luka berat sebanyak 45 orang, serta korban luka ringan sedikitnya 1.407 orang. Sedangkan, jumlah materiil mencapai Rp. 2.646.900.000.
Menurut Kanit Laka Satlantas Polres Tuban, Iptu H. Nungki Sambodo, S.H, tingginya kasus kecelakaan banyak disebabkan berbagai faktor, antara lain, kelalaian manusia, kerusakan jalan hingga cuaca. “Para pengendara sering mengendarai kendaraan sambil mengoperasikan telepon seluler. Ini kadang yang kurang disadari para pengendara kendaraan bermotor, baik roda empat maupun roda dua, akibatnya terjadi kecelakaan,’’ terang Nungki kepada reporter Tubankab, Selasa (22/03)
Menurut Nungki, para pelaku laka lantas banyak didominasi dari karyawan swasta, yakni sebanyak 752 dan para pelajar sebanyak 113. “Dari profesi pelaku laka lantas, pelajar menduduki rangking kedua dari total semua profesi pelaku mencapai 988 orang,’’ katanya.
Bahkan, lanjut Nungki, usia korban laka lantas juga banyak didominasi para pengendara berusia antara 16-30 tahun, yang jumlahnya mencapai 640 korban. “Jumlah total mencapai 1.654 kasus. Biasanya,yang paling banyak menjadi korban adalah anak-anak muda,’’ jelentreh Nungki.
Nungki hanya bisa berharap, agar para pengendara lebih berhati-hati di jalan raya dan mematuhi rambu lalu lintas, serta menggunakan perlengkapan kendaraan bermotor dan membawa surat-surat kendaraan bermotor. “Kami mengimbau, mulailah jadi diri sendiri untuk menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas,’’ pesan mantan anggota Polsekta Tuban ini. (pra/hei)