Foto : Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Keluarga Berencana (Dispemas dan KB) Kabupaten Tuban Ir. Soesilo Hadi Irwanto. (tauviq)

37 Desa di Tuban Dapat Dana Bantuan Jalin Matra

Tubankab - Sedikitnya 37 desa dari 12 kecamatan di Kabupaten Tuban mendapat bantuan dana dari Program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Masyarakat (Jalin Matra).

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Keluarga Berencana (Dispemas dan KB) Kabupaten Tuban Ir. Soesilo Hadi Irwanto di ruang kerjanya, Rabu (12/09).

Jalin Matra, dikatakan Soesilo, merupakan program dari Provinsi Jawa Timur guna mengurangi angka kemiskinan. Lebih lanjut, program Jalin Matra ini adalah lanjutan dari Program Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Rakyat (Jalin Kesra).

Ia melanjutkan bahwa program Jalin Matra ini dimulai sejak 2014, dan dijadwalkan berakhir pada 2018 ini. Terkait kemungkinan program ini dilanjutkan atau tidaknya, Soesilo mengatakan, tergantung kepada kebijakan Gubernur Provinsi Jawa Timur yang baru. “Bisa saja nanti dilanjut, tetapi nama berbeda,” jelasnya.

Kemudian, ia menjelaskan terdapat tiga jenis kegiatan untuk tiga sasaran yang berbeda pada program Jalin Matra ini. Pertama adalah bantuan Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) pada warga miskin yang berada pada desil 1, yaitu rumah tangga yang kesejahteraannya dinilai sangat miskin. Kedua, lanjut Sosesilo, untuk kegiatan Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan (PFK), yaitu bantuan kepada kepala rumah tangga miskin perempuan, seperti janda yang penghasilannya berada di desil 1 (sangat miskin). Ketiga, masih kata Soesilo, adalah untuk kegiatan Penanggulangan Kerentanan Kemiskinan (PK2) pada desil 2 dan 3, yaitu orang-orang yang dianggap mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun juga rentan terhadap kemiskinan, dikarenakan tidak bisa memenuhi kebutuhannya apabila sewaktu-wakti terdapat kebutuhan yang cukup besar dan mendadak. “Misalnya memiliki utang,” terangnya.

PK2 ini, Soesilo melanjutkan, ditujukan untuk penguatan lembaga ekonomi desa dalam rangka memberi fasilitas modal untuk anggota yang menerima bantuan PK2.

Untuk tahun ini, ditegaskan Soesilo, program tersebut sudah berjalan dan untuk pencairan dana bantuan sudah dilaksanakan. Untuk kegiatan bantuan RTSM dan PFK, akan diberikan bantuan modal dalam bentuk barang untuk usaha.

Ia mencontohkan, seperti yang mempunyai usaha toko perancangan, pijat,dan ternak, akan dibantu sesuai dengan keinginan mereka dalam bentuk barang, misalkan berupa kulkas, kasur, ataupun untuk membeli kambing, bebek, dan ayam untuk ternak. “Di samping juga mendapat bantuan sembako dari pemerintah provinsi,” jelasnya.

Sedangkan untuk jenis kegiatan PK2, lanjut Soesilo, yaitu program bantuan modal usaha melalui pemerintah desa (Pemdes), di mana setiap Pemdes mempunyai suatu unit usaha simpan pinjam, tepatnya berupa bantuan modal simpan pinjam bagi desa yang menerima. “Dan harus mendirikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes),” tuturnya.

Dijelaskan Soesilo, data penduduk yang disasar, berdasarkan dari Basis Data Terpadu yang dimiliki oleh masing-masing kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur, untuk kemudian pihak provinsi menentukan sasaran bantuan dari BDT tersebut.

Sementara itu, Handi Ari Setiyawan, Kepala Sesi (Kasi) Penguatan Usaha Ekonomi Masyarakat pada Dispemas dan KB Tuban mengatakan, melalui program ini, pihak provinsi mengharapkan agar setiap kabupaten nantinya dapat mereplikasi (meniru) program ini dari dana yang dianggarkan APBD kabupaten.

Kabupaten Tuban sendiri, masih lanjutnya, pada hakikatnya sudah melaksanakan kegiatan pengentasan kemiskinan melalui program pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan bantuan kepada warga miskin. “Dan bantuan langsung ke desa dalam bentuk Bantuan Keuangan (BK),” ucapnya.

Wawan, begitu sapaan akrabya menjelaskan bahwa program Jalin Matra ini untuk sasarannya juga jelas. Sehingga, kemungkinan besar pihaknya sendiri juga mempunyai wacana untuk melanjutkan program ini di Kabupaten Tuban. Hal tersebut dapat terlaksana, apabila program Jalin Matra ini benar-benar berakhir pada 2018 ini. “Namun, kita masih menunggu kebijakan gubernur yang baru, apakah program ini dilanjut atau tidak,” ucapnya.

Selain itu, ia juga menambahkan, dari pendataan Badan Pusat Statistik Nasional pada Maret hingga September ini, program Jalin Matra ini terbukti mampu menekan angka kemiskinan di Provinsi Jawa Timur sebanyak 0,22 persen.

Pihaknya berharap, agar program Jalin Matra ini tetap berlanjut. Hal tersebut dikarenakan program tersebut secara langsung mengena tepat sasaran.  (tauviqurrahman/hei).

comments powered by Disqus