85 ANGGOTA PASKIBRAKA TERIMA PEMBEKALAN TERAKHIR, KAPOLRES: NEGARA BUKAN SEBAGAI WARISAN, TAPI....
- 14 July 2017 14:45
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 363
Tubankab - Sebanyak 85 siswa-siswi calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Tuban 2017 mengikuti pembekalan terakhir di Gedung Korpri Kabupaten Tuban, Jum’at (14/07).
Chiko Irwanto, Kepala Seksi Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Tuban menuturkan, setelah pembekalan ini, calon anggota tidak akan dibebani dengan materi lagi. Dengan demikian, mereka akan memiliki waktu istirahat sebelum latihan dimulai pada Selasa mendatang.
Dalam pembekalan kali ini, yang seyogyanya menjadi nara sumber adalah wakil bupati, komandan kodim dan kapolres, namun dikarenakan dandim dan wabup berhalangan, sehingga untuk nara sumber dari wabup didisposisikan kepada Kepala Kesbangpol Harry Sunarno, sedangkan Dandim Tuban mendisposisikan kepada Kasdim Infanteri Suko Hedi Winarto, S.Sos.
Sementara itu, Kapolres Tuban AKBP Fadly Samad dalam materinya menyampaikan, menjadi anggota paskibraka menjadi kebanggaan tersendiri, karena mereka yang hadir pada pembekalan ini merupakan yang terbaik dari sekian banyak peserta yang telah diseleksi beberapa waktu lalu. “Ini merupakan hal yang positif, jika kalian sebagai generasi penerus menancapkan ini dan membekas di hati, maka ini akan menjadi pondasi dasar. Terlebih saat ini terjadi krisis kebangsaan di negeri ini,” ujar Fadly.
Perwira asal Makasar ini menjelaskan, krisis kebangsaan dan sosial bukan hanya tentang kriminalitas, namun juga tentang masalah perpecahan bangsa yang bisa dipicu oleh berbagai macam hal. Saat ini, sambung Fadly, tidak dipungkiri ada kelompok yang ingin memecah belah bangsa.
“Keragaman yang kita miliki seperti dua sisi mata uang, selain menguntungkan karena kita memiliki dasar persatuan yang kuat, di lain sisi juga mudah terjadi gesekan,” kata Fadly.
Oleh karena itu, Fadly mengajak semua yang hadir untuk menganggap negara bukanlah sebagai warisan, namun sebagai titipan dari para pendahulu. Hal ini bukan tanpa alasan, karena saat semua menganggap negara adalah warisan, maka bisa dengan seenaknya saja berbuat terhadap negara.“Jika menganggap negara ini adalah titipan, maka kita akan berusaha untuk terus menjaganya,” imbuh Fadly.
Selain menganggap negara sebagai titipan, Fadly juga mengajak semua elemen masyarakat untuk kembali kepada 4 pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. (nanang wibowo/hei)