ANGGOTA DPRD SUMBAWA BELAJAR TERNAK SAPI DI BUMI WALI
- 11 October 2017 14:00
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 353
Tubankab - Sejumlah anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat mengadakan kunjungan kerja ke Pemerintah Kabupaten Tuban. Kunjungan kerja mereka untuk belajar lebih dalam terkait budidaya ternak sapi.
Rombongan dewan tersebut diterima langsung oleh Wakil Bupati Tuban Ir. Noor Nahar Hussein, M.Si di Kantor Wakil Bupati Tuban, Rabu (11/10) pagi.
Menurut ketua rombongan dari anggota komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa DR.Drs. H. Abdul Rohman Alamudy, SH. M.Si, NTB, Kabupaten Tuban termasuk gudang ternak sapi merah ras Bali, begitu pula di Sumbawa. Namun ekspektasi dari masyarakat Sumbawa kurang terakomodir lantaran sapi merah ras Bali kurang produktif. Bahkan, imbuhnya, memakan waktu dan tidak efisien, akibatnya peternak tidak bisa meningkatkan kesejahteraannya.
“Oleh karena itu, kita ajak Kepala Dinas Peternakan Sumbawa ke Tuban, supaya ada inovasi sedikit. Mudah-mudahan saja kesejahteraan petani-peternak itu bisa meningkat,” harap Abdul Rohman.
Masih menurutnya, tidak produktifnya sapi merah ras Bali di Sumbawa ini karena apabila digemukkan, yakni dengan budidaya di kandang, biayanya tinggi. Sedangkan, apabila dilepas, maka bisa merusak pematang sawah yang ada. “Istilahnya kita maju kena, mundur kena, oleh karena itu kita datang dalam rangka belajar lebih dalam bagaimana pengembangan peternakan di sini,” bebernya.
Selain terkait ternak sapi, kedatangan angota komisi II DPRD Sumbawa juga terkait tentang garam. Sebab, saat ini ada 101 hektare lahan yang digarap oleh petani garam, namun masih terkendala dengan sulitnya pangsa pasar.
“Barangkali ada sistem manajemen petani garam di sini yang lebih maju, dan bisa dilakukan kerja sama, kami juga ingn kerja sama dengan BUMN, sehingga pangsa pasar jelas,” harapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Bupati Tuban Noor Nahar menyampaikan, secara peternakan rakyat, Tuban menempati posisi ke-2 se-Jawa Timur, dan juga mobilitas keluar masuknya sapi di Tuban termasuk cepat, sebab Tuban merupakan “lintasan”. Sehingga, apabila di Jakarta harga sapi melonjak, maka biasanya sapi-sapi Tuban yang akan diangkut ke sana.
Lebih lanjut Noor mengungkap, untuk penggemukan sapi yang secara insentif dan merupakan yang terbaik, ada di Kecamatan Bancar. Dulu, sambungnya, ketika era Presiden SBY, Tuban pernah mendapat bantuan RPH dan tempatnya di Bancar. Sehingga, wajar di sana terhitung baik perkembangan ternaknya.
Wakil bupati dua periode ini juga menyampaikan, untuk budidaya sapi ini, dirasa akan cepat dan mudah diadaptasi oleh masyarakat Sumbawa, sebab secara kultur, terang Noor, masyarakat Sumbawa terbiasa dengan memelihara, sehingga tidak sulit, hanya perlu mengubah saja.
“Hanya tinggal mengubah jenis sapinya, jenis makanan diubah dan disesuaikan. Di sana saya yakin bisa cepat,” imbuh Noor.
Sedangkan, untuk permasalahan terkait garam, Noor mengungkapkan, Tuban dijadikan pilot project secara nasional, dan sudah tiga tahun ini pengembangan kawasan integrasi garam. Dengan garis pantai terpanjang di dunia, ujar Noor, mestinya garam tidak perlu diimpor dari negara lain.
“Sebagai anak bangsa, seharusnya malu akan hal ini. Jadi mari kita sama-sama kembangkan, kalau Sumbawa bisa memberikan kontribusi yang bagus kan luar biasa sekali. Sebab, secara nasional kita tidak perlu lagi impor garam,” tukas Noor. (nanang wibowo/hei)