Antisipasi Masuknya Paham Radikalisme dan Terorisme, 8 Perguruan Tinggi Gelar Seminar dan Deklarasi
- 24 May 2023 15:13
- Heri S
- Umum,
- 322
Tubankab - Sedikitnya 8 perguruan tinggi di Kabupaten Tuban mengikuti seminar dan deklarasi kampus anti-radikalisme dan terorisme, di Aula IIKNU Tuban, Rabu (24/05).
Kegiatan yang dilaksanakan secara daring dan luring tersebut diikuti ratusan mahasiswa dan masyarakat umum sebagai upaya menangkal masuknya paham radikalisme dan terorisme di Kabupaten Tuban, khususnya di kalangan kampus dan mahasiswa.
Rektor IIKNU Tuban, Miftahul Munir selaku inisiator kegiatan menyampaikan, kegiatan tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran dirinya dan beberapa pimpinan kampus di Tuban terhadap maraknya pengaruh paham tersebut masuk di kampus kota-kota besar.
"Itu juga sebagaimana instruksi Mas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Makarin, apalagi sebentar lagi kita punya gawe besar, yaitu Pemilu serentak 2024," ucap Munir.
Untuk itu, dia berpesan agar gawe besar tersebut tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak senang dengan Presiden Joko Widodo untuk menggiring opini bahwa mereka yang paling benar.
"Sehingga kita, pimpinan kampus di Tuban sepakat menghadap Kapolres menyelenggarakan kegiatan ini," timpalnya.
Munculnya deklarasi ini, tegas Munir, sebagai bentuk "virus" untuk disebarluaskan kepada rekan-rekan mereka di kampus.
"Harapannya jangan sampai di Tuban muncul benih-benih radikalisme dan terorisme, itu harus dipangkas khususnya di lingkungan kaum intelek atau mahasiswa," harapnya.
Sebab, menurutnya, mahasiswa memiliki daya analisis yang bagus, sehingga "virus" ini harus ditanamkan.
Menurut analisanya, di Kabupaten Tuban memiliki potensi disusupi radikalisme dan terorisme. Sebab, adanya perusahaan-perusahaan besar di Tuban didatangi orang-orang dari luar daerah.
"Dari situ bisa kami tengarai, sehingga teman-teman pimpinan perguruan tinggi berkomitmen untuk mencegah itu," ujarnya.
Usai kegiatan ini, berdasarkan rekomendasi bersama, jika ditemukan mahasiswa atau masyarakat umum terpapar, maka IIKNU telah menyiapkan klinik sebagai tempat untuk menangani. Di tempat tersebut sudah ada alat untuk mendeteksi seseorang terpapar radikalisme atau terorisme.
"Kampus kami ada psikolog dan ahli jiwa. Jika ke depan perkembangannya memang diperlukan, maka kami bersama Polres, Kodim dan Pemkab harus duduk bersama menangani ini, itu kewajiban kita," imbuh Munir.
Sementara itu, Kapolres Tuban, AKBP Suryono selaku keynote speaker dalam kegiatan itu mengapresiasi terlaksananya seminar dan deklarasi kampus anti-radikalisme dan terorisme di Kabupaten Tuban khususnya kalangan akademisi dan mahasiswa.
"IIKNU Tuban termasuk salah satu di Indonesia yang sudah melaksanakan kegiatan pencegahan intoleran, radikalisme dan terorisme," ujar Kapolres yang baru menjabat di Tuban ini.
Menurut mantan Kapolres Madiun Kota itu, kegiatan ini dapat menjadi titik tangkal anak bangsa bahu membahu mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme di Indonesia khususnya di Kabupaten Tuban.
"Dari pantauan Polres hingga saat ini belum ada, sehingga kita cegah dan tangkal dari awal. Kalau ada kita pangkas, sehingga Tuban bebas dari itu," tegas alumnus Akpol 2003 itu.
Dia berharap, buah dari kegiatan ini tidak ada intoleran, radikalisme dan terorisme di Kabupaten Tuban.
Dalam kegiatan tersebut, tampak penyelenggara menghadirkan pemateri Ali Fauzi mantan napi teroris bom Bali dan Gus Riza Shalahuddin Habibi selaku tokoh agama serta Prof. Supiana Dian N, selaku akademisi sekaligus Rektor Unirow Tuban. (chusnul huda/hei)