Antisipasi Paham Radikalisme, Polres Tuban Gelar FGD
- 13 October 2022 16:56
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 924
Tubankab - Dalam rangka mengantisipasi paham radikalisme, Polres Tuban bersama Divisi Humas Polri menggelar Focus Group Discussion (FGD).
Kegiatan yang mengusung tema “Terorisme adalah Musuh Kita Bersama” ini digelar di ruang pertemuan lantai 3 Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban, Kamis (13/10).
Hadir pula dalam acara tersebut, di antaranya jajaran Forkopimda Tuban, tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi mahasiswa.
Acara ini juga menghadirkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tuban dan mantan aktivis terorisme, Arif Budi Setyawan, yang sudah kembali pada jalan yang benar untuk membagikan pengalamannya.
Kasubbag Berita Divhumas Polri AKBP Gatot Hendro Hartono, S.E., M.Si., yang membacakan sambutan Kadiv Humas Polri, Prof. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., MM., menjelaskan, kegiatan kontra radikal ini merupakan upaya membangun personal, guna mencegah paham radikalisme dan separatisme yang saat ini banyak dihembuskan oleh kelompok-kelompok tertentu melalui berbagai elemen, mulai dari ideologi politik, ekonomi, sosial, hingga budaya.
"Upaya mencegah paham radikal juga perlu peran serta dari berbagai elemen masyarakat selain dari peran aktif Forkopimda, sehingga kegiatan ini bisa memberikan pengetahuan kepada seluruh masyarakat agar terorisme dapat ditekan," ungkapnya.
Mantan aktivis dan narapidana terorisme, Arif Budi Setyawan, menyatakan terorisme itu nyata dan benar adanya. Mereka didukung dan disokong pendanaan dari berbagai lini, baik lokal maupun internasional.
"Untung waktu itu saya masih punya satu pegangan yang kuat, yaitu keluarga, bahkan ketika saya terjerumus lebih dalam, saya harus masuk penjara dan terpisahkan dari satu-satunya pegangan saya itu," terang pria yang mengaku juga pernah jadi kurir sejata ilegal ini.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Tuban, Dr. Ir. Budi Wiyana, M.Si., mengatakan, pemerintah mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kegiatan ini. Pihaknya ingin materi ini dikaji kembali meskipun dari fakta saat ini, terorisme dan radikalisme mungkin nampak agak melandai.
"FGD ini juga bisa jadi sebuah peringatan pada kita terkait bahaya radikalisme yang benar-benar harus diwaspadai, karena itu kita hadirkan organisasi yang punya kepanjangan tangan jaringan hingga tingkat bawah," pungkasnya. (m nahrus s/hei)