Foto : Pasar hewan di Tuban ditutup untuk antisipasi PMK. (mct)

Antisipasi PMK Meluas, Pemkab Tuban Resmi Tutup Pasar Hewan

Tubankab-Pemkab Tuban resmi menutup tiga pasar hewan, yaitu pasar hewan Jatirogo, Tuban, dan Kerek. Keputusan tersebut diambil pascakasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tuban terus meluas hingga mencapai angka 684 dengan jumlah kematian enam ekor per 31 Mei 2022.

Kepala Bidang Peternakan DKPPP Kabupaten Tuban Pipin Diah Larasati menjelaskan, kasus PMK terus bertambah. Untuk itu, dalam rangka upaya pengendalian dan penanggulangan PMK di Kabupaten Tuban, dilakukan penutupan.

“Penutupan pasar hewan berdasarkan hasil rapat koordinasi pada Senin (30/05) di Ruang Pertemuan Dandang Wacono Lt. 1 Setda Kabupaten Tuban,’’ ujar Pipin, Selasa (31/05).

Pengelola pasar hewan, kata Pipin, diminta menutup operasional pasar mulai 1 hingga 14 Juni 2022. “Dua minggu kita tutup dulu, nanti jika kasus mereda, kemungkinan akan dibuka kembali,” tutur Pipin.

Menurut Pipin, penularan terjadi dengan cepat melalui berbagai macam media, termasuk manusia. Meskipun penyakit ini tidak menular pada manusia, tetapi manusia bisa menjadi media penyebar virus dari hewan satu ke hewan lainnya.

Pipin mengingatkan, penyebaran virus PMK sangat cepat dan angka penularan mencapai 100 persen. Perlu untuk peternak membatasi interaksi dengan ternak yang sakit. “Jika terlalu banyak interaksi, manusia yang berada dalam kandang, peluang penyebaran virus akan semakin besar,” ungkapnya.

Pipin mengakui, banyaknya masyarakat yang menonton saat tim keswan melakukan pemeriksaan, hal ini dapat berisiko virus menempel pada pakaian atau benda lain yang dipegang oleh manusia. Untuk itu, memastikan kandang tetap steril dan melakukan desinfeksi secara mandiri menjadi langkah pencegahan paling efektif.

“Saya menyadari peternak khawatir, yang penting jangan ke kandang hewan yang sakit, jika memang harus pakai APD, agar tidak jadi pembawa virus,” tegasnya.

Pipin menambahkan, PMK menular dengan sangat cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak yang terinfeksi, baik kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan penderita melalui droplet, leleran hidung, hingga serpihan kulit. Penularan juga bisa lewat angin, alas kandang yang terkontaminasi, hingga terbawa oleh manusia.

Untuk itu, Pipin mengimbau agar petani tidak menyembunyikan ternaknya yang sakit. Jika terdapat gejala yang mengarah ke PMK, untuk segera melapor ke petugas setempat. Ia meyakinkan, PMK bisa disembuhkan.

“Kami gerak cepat, karena pada dasarnya PMK bisa disembuhkan asal ditangani dengan cepat, banyak kasus kematian karena terlambat ditangani,” pungkasnya.

Update terkini, wabah PMK telah menyebar ke-18 kecamatan, yaitu Kerek, Jatirogo, Semanding, Plumpang, Soko, Palang, Senori, Tambakboyo, Montong, Bancar, Rengel, Merakurak, Widang, Jenu, Grabagan, Kenduruan, Parengan, dan Bangilan. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus