Banjir Surut, BPBD Tuban Imbau Masyarakat Tetap Waspada
- 15 March 2024 14:27
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 416
Tubankab – Banjir akibat luapan debit air Bengawan Solo yang melanda sejumlah desa di Kabupaten Tuban pada Kamis (14/03) mulai surut. Tinggi permukaan air Bengawan Solo yang mengalir di wilayah Kabupaten Tuban mengalami penurunan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban, Drs. Sudarmaji, MM., mengungkapkan sebanyak 26 desa di empat kecamatan yang terendam banjir Bengawan Solo sebagian besar sudah surut. Namun, terdapat empat desa di Kecamatan Rengel yang masih terdampak banjir. Ada di Desa Karangtinoto, Kanorejo, Ngadirejo, dan Tambakrejo.
“Kendati demikian, seluruh warga, termasuk di empat desa tersebut juga sudah mulai beraktivitas normal,” ungkapnya, Jumat (15/03).
Pada Kamis malam, kondisi permukaan Bengawan Solo di titik pantau Padangan, Bojonegoro dan Babat, Lamongan sudah normal. Mengacu kondisi tersebut, personel BPBD ditarik dari posko banjir di kantor Kecamatan Rengel. “Tetap disiagakan beberapa personel kantor Kecamatan Rengel,” ujarnya.
Mantan Camat Plumpang ini menerangkan kondisi permukaan Bengawan Solo masih belum stabil mengingat intensitas hujan tergolong tinggi. Berdasarkan koordinasi dengan BMKG Tuban, diketahui bahwa pertumbuhan awan hujan masih tinggi dan bisa sewaktu-waktu hujan deras. Karenanya, masyarakat diminta tetap waspada dan mematuhi arahan dari BPBD Kabupaten Tuban. Pihak kecamatan maupun warga diminta melaporkan kondisi terkini di wilayah masing-masing apabila muncul tanda-tanda akan banjir. Salah satunya kenaikan permukaan Bengawan Solo.
“Personel BPBD Tuban siap diterjunkan kapan pun lengkap bersama alat pendukung lainnya,” tegasnya.
Sudarmaji menjelaskan banjir luapan Bengawan Solo yang menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang,dan Widang paling parah terjadi pada Senin dan Selasa. Tinggi muka air di wilayah Padangan, Bojonegoro dan Babat, Lamongan berada pada status “merah”. Kecamatan Rengel mengalami kondisi yang lebih parah, terutama di Desa Karangtinoto, Kanorejo, Ngadirejo, dan Tambakrejo.
BPBD Tuban sempat mendirikan posko penanganan banjir di kantor Kecamatan Rengel pada Selasa hingga Kamis malam. Personel disiagakan untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir. Mengingat, akses jalan terputus lantaran terendam air yang mengakibatkan kendaraan tidak dapat melintas.
“Personel BPBD Tuban mengevakuasi warga Kanorejo yang meninggal dunia untuk dimakamkan di Desa Lohgawe, yang tidak terdampak banjir,” ujarnya.
Pada penanganan banjir akibat luapan Bengawan Solo, BPBD Tuban juga mendapat dukungan dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan BBWS Bengawan Solo.
Sudarmaji menambahkan mengantisipasi banjir susulan yang lebih parah, BPBD sudah menentukan titik evakuasi. BPBD Tuban juga senantiasa bersinergi dengan sejumlah pihak. Kolaborasi antarsektor dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya mitigasi bencana, mulai dari perencanaan, tanggap darurat, maupun pascabencana. Tujuannya, mampu menekan kerugian dan mencegah timbulnya korban jiwa. (m agus h/hei)