Berbagi Tanpa Lelah, Komunitas Sobat Syukur Konsisten Santuni Yatim dan Lansia
- 14 October 2022 20:32
- Heri S
- Umum,
- 1142
Tubankab - Kadang banyak kalangan masyarakat yang kurang peduli terhadap anak yatim dan lansia. Namun, hal itu tidak berlaku bagi komunitas masyarakat di Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang, yang bernama “Sobat Syukur”. Mereka mencoba untuk tetap konsisten dengan kegiatannya yang rutin menyantuni anak yatim dan lansia di desa setempat.
Biasanya kegiatan mereka adalah berkeliling desa setiap hari Jumat untuk membagikan makanan dan obat-obatan secara gratis.
Berawal dari inisiasi dua orang, yaitu Nur Qomari (35) dan Aulina Umazah (25) yang prihatin akan nasib para lansia dan yatim piatu yang ada di desanya, mereka memiliki inisiatif untuk patungan dan memberikan sedikit rezeki untuk menyantuni yatim piatu dan lansia tersebut.
Nur Qomari menjelaskan, dana kegiatan awalnya diambil dari patungan dan lambat laun ada semakin banyak relawan yang bergabung, meskipun tidak ada anggota tetap. Sempat mencapai 21 orang yang bergabung, tapi yang paling konsisten ikut ada sekitar 8 orang.
"Semoga lebih banyak lagi yang mau bergabung,'' harap Nur Qomari kepada awak media, Jumat (14/10).
Komunitas Sobat Syukur sendiri, kata Nur Qomari, terbentuk pada 10 Juli 2020. Selama 2 tahun berjalan, banyak sekali suka dan duka serta kendala yang mereka hadapi, mulai dari keluar masuk dan gonta-ganti personel karena komunitas ini tidak bersifat keanggotaan yang mengikat. Namun selama itu juga mereka mencoba untuk tetap konsisten setiap Jumat membagikan nasi kotak kepada lansia dan yatim piatu.
"Selain membagikan nasi kami juga memeriksa kesehatan, dan memberikan obat serta vitamin kepada mereka. Bahkan, jika ada rezeki yang cukup banyak, kadang kami juga membagikan sembako," imbuh lelaki berkacamata itu.
Adanya kegiatan ini juga diharapkan bisa menginspirasi banyak pemuda di desa lain untuk bergabung, atau terketuk hatinya untuk membuat kegiatan serupa di desanya. Sehingga, makin banyak yang peduli pada lansia dan yatim piatu.
Sementara itu, Aulina Umaza menambahkan, ada banyak relawan yang baik hati dan bersedia gabung dengannya tanpa imbalan sepeserpun. Mereka berasal dari berbagai kalangan, di antaranya perawat, bidan, tenaga medis rumah sakit, anak-anak muda dari kalangan mahasiswa dan pelajar juga sering terlibat.
Ada sekitar 70 orang lansia dan 48 anak yatim piatu yang didampingi oleh Sobat Syukur ini. Selain kegiatan hari Jumat, biasanya juga ada pelatihan keterampilan yang diberikan kepada anak-anak yatim piatu, baik berupa keahlian public speaking, pantomim, mendongeng, serta membuat kreasi untuk mengasah kemampuan mereka, tergantung dari relawan yang bergabung yang biasanya membagikan keahlian profesi mereka masing-masing.
Selain bergerak di desanya sendiri, komunitas ini juga sering berkolaborasi dengan komunitas di daerah lain. Sudah banyak pula penghargaan yang diraih atas dedikasi aksi kemanusiaan komunitas ini, bahkan tak jarang mereka juga melakukan penggalangan dana ketika terjadi bencana yang melanda negeri ini.
Ibu muda yang tengah hamil ini masih tetap semangat berbagi dengan lansia dan yatim piatu, meskipun tidak bisa terlibat secara penuh karena kesehatannya, tapi semangatnya untuk berbagi terus ditularkan kepada semua kalangan.
"Tidak ada niat apapun selain karena peduli, bahkan mereka (anak-anak yatim dan lansia) ini sebenarnya yang paling dibutuhkan adalah perhatian dan teman ngobrol," pungkasnya. (m nahrus h/hei)