BERDAYAKAN PEREMPUAN LEWAT SULAM PITA

Tubankab - Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos dan P3A) Kabupaten Tuban menggelar kegiatan Pelatihan Sulam Pita. Kegiatan yang digelar di ruang rapat, kantor setempat, Senin (04/09), bertujuan untuk memberdayakan para perempuan.

“Para perempuan juga perlu diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga,’’ kata Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) pada Dinas Sosial dan P3A Kabupaten Tuban Menik Musahada kepada wartawan di sela-sela acara.

Menik menambahkan, keberdayaan perempuan di bidang ekonomi merupakan salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Saat perempuan menjadi orang terdidik, terang Menik, punya hak-hak kepemilikan, bebas kerja di luar rumah, serta mempunyai pendapatan mandiri.

“Inilah tanda kesejahteraan rumah tangga meningkat,” ungkap Menik.

Mantan Kasi Gizi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban ini juga mengutip kata-kata dari R.A. Kartini bahwa, perempuan harus memiliki kemandirian secara ekonomi, agar dirinya memiliki kuasa dan posisi dalam hubungan domestik, keluarga, dan lingkungan sosial.

Apa yang disampaikan oleh Ibu 3 orang anak ini merupakan latar belakang diselenggarakannya acara yang akan berlangsung selama dua hari (4-5 September 2017).

Sementara itu, Kepala Dinsos dan P3A Kabupaten Tuban Nurjanah dalam sambutannya menyampaikan, acara yang akan diikuti kurang lebih 90 orang ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah dalam memberdayakan perempuan.

Perempuan berjilbab ini menjelaskan, pelatihan sulam pita merupakan prospek yang sangat bagus. Ini dikarenakan dapat dijadikan tambahan penghasilan bagi ibu-ibu, di samping dijadikan hobi tersendiri. “Saya harap kegiatan ini tidak hanya formalitas, Paling tidak bisa dimanfaatkan untuk penampilan sendiri, dan keluarga,” akunya.

Mantan Camat Jatirogo ini juga minta kepada seluruh peserta yang akan mengikuti pelatihan agar dapat menularkan ilmu dan keterampilan yang didapat selama dua hari ke dapan. Sebab, keterbatasan anggaran menjadi faktor terbatasnya peserta yang diundang. “Saya minta ibu-ibu bisa getoktularkan apa yang sudah didapat, sehingga mampu memperluas jangkauan pelatihan,” harapnya.

Nur menambahakan, perempuan memang harus berdaya, karena perempuan memiliki beberapa keterbatasan, seperti terbatas kesempatan, kemampuan, tenaga, dan akses, mengingat ada beberapa pekerjaan yang memang tidak bisa dilakukan oleh perempuan.

“Kita harus mencari celah pemberdayaan yang sesuai dengan kapasitas perempuan, namun tetap bisa kembangkan potensi dan profesionalisme kita,” pungkas Nur. (nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus