Foto : Buku Pagi Berdarah Kali Kepet dibedah oleh dua penulisnya langsung di Perpussa Tuban. (chusnul)

Bincang Buku “Pagi Berdarah Kali Kepet” Hadirkan Penulisnya

Tubankab - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tuban menggelar bincang buku “Pagi Berdarah Kali Kepet” dengan menghadirkan langsung kedua pengarang buku tersebut, di aula Perpusda Tuban, Sabtu (29/09).

Kedua pengarang buku tersebut adalah Edi Eka Setiawan dan M. Andik Susanto yang merupakan putra asli daerah Bumi Wali Tuban dan juga merupakan sahabat karib dalam menimba ilmu semasa kuliah di Kota Pahlawan Surabaya.

Joko Prijono, SH, M.Hum dalam sambutannya saat pembukaan acara menyampaikan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, karena generasi muda sekarang banyak berkarya dan peduli dengan perpustakaan. “Ini merupakan tindak lanjut kegiatan yang pernah kita bahas sebelumnya tentang rembug komunitas, termasuk di dalamnya komunitas penulis,” ujar Joko.

Pihaknya atas nama pemerintah daerah, melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, dengan bersinergi dengan masyarakat telah berupaya melakukan pemberdayaan perpustakaan, dengan begitu, maka akan lebih cepat mengena sasaran dengan memberikan informasi keberadaan dan manfaat perpustakaan di Kabupaten Tuban.

Tentang bincang buku ini, pihaknya mengaku bisa mengambil materi-materi tentang nilai-nilai sejarah muatan lokal. Hal ini untuk memberikan informasi kepada generasi penerus tentang budaya atau sejarah yang masih tersembunyi dan belum diketahui. “Muatan lokal seperti ini perlu dimunculkan dan diinformasikan kepada generasi muda saat ini,” terangnya.

Sementara itu, Edi Eko Setiawan dan M. Andik Susanto dalam kata pengantarnya mengatakan, mereka menulis buku “Pagi Berdarah Kali Kepet” berawal dari keprihatinan terhadap sebuah monumen perjuangan di Dusun Kepet, Desa Tunah Kecamatan Semanding, yang sudah tidak terurus dan luput dari perhatian masyarakat. Padahal itu merupakan monumen sejarah tentang perjuangan rakyat Kepet dalam menumpas tentara Belanda pada Agresi Militer Belanda II tahun 1948.

“Kami berdua memang senang “bermain-main” dengan sejarah, apalagi sejarah tentang tanah kelahiran, merasa tertantang untuk berusaha mencari dokumen-dokumen terkait perjuangan masyarakat Tuban khususnya warga Dusun Kepet, Desa Tunah. Mulai dari turunnya Belanda di pantai Glondong sampai perjuangan heroik pejuang Indonesia menyerbu pos Belanda di Kepet yang dipelopori oleh Mbah Badroen dan kawan-kawannya,” cerita mereka berdua.

Meski demikian, mereka menyadari bahwa kemampuan mereka terbatas dalam dunia tulis-menulis. “Kami bukan seorang novelis, bukan juga seorang sastrawan. Hanya ini yang bisa kami tuangkan dalam sebuah tulisan yang sangat tidak layak untuk dikatakan bagus atau sempurna. Sebab itu, kami menerima kritik dan saran sebagai pendorong kami dalam berjuang literasi,” pungkasnya merendah.

Untuk diketahui, Edi Eka Setiawan, lahir di Tuban, 20 Desember 1994 asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, merupakan alumnus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Fakultas Adab dan Humaniora jurusan Sejarah dan Peradaban Islam. Sedangkan, M. Andik Susanto, lahir di Tuban, 13 Juni 1996 asal Desa Punggulrejo, Kecamatan Rengel, yang merupakan alumnus UINSA, sama seperti Edi Eka Setiawan. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus