BPCB Jatim Akan Gelar Pameran Kepurbakalaan
- 11 October 2018 14:14
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 1104
Tubankab - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur, akan mengadakan pameran kepurbakalaan yang rencananya akan dilaksanakan pada 29 Oktober hingga 02 November mendatang di Gedung Budaya Loka Tuban.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Unit Dokumentasi dan Publikasi BPCB Provinsi Jawa Timur Dra. Nuraini Eko Rahayu, selepas kegiatan Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya di Gedung Korpri (10/10).
Ninik, begitu panggilan akrabnya menyampaikan, dalam pameran tersebut pihaknya akan memamerkan koleksi cagar budaya yang ada di Museum Trowulan Mojokerto. Ia juga menegaskan, koleksi cagar budaya yang ada di Trowulan Mojokerto, sebagian besar juga berasal dari cagar budaya daerah lain.
Ia juga mengaku akan mengajak beberapa siswa-siswi dari beberapa sekolah yang ada di Kabupaten Tuban untuk berkunjung dan melihat pameran tersebut. “Sekaligus pengenalan cagar budaya kepada anak-anak,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan bekerja sama dengan museum Kambang Putih dalam pameran tersebut. “Sehingga, kemungkinan koleksi cagar budaya yang ada di Museum Kambang Putih juga akan dipamaerkan,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban Drs. Endro Budi Sulistyo mengatakan, untuk pameran kepurbakalaan tersebut, nantinya hanya akan dipamerkan cagar budaya tertentu. Sehingga, lanjut Endro, tidak semua koleksi dari museum akan dipamerkan. “Yang terpenting, ada nilai sejarah dan masuk dalam situs cagar budaya,” terangnya.
Sehingga, Endro melanjutkan, rangkaian kegiatan sosialisasi yang diadakan kemarin, akan ada tindak lanjut dari BPCB Jawa Timur berupa pameran kepurbakalaan tersebut.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat Tuban khususnya, untuk berbondong-bondong melihat cagar budaya yang akan dipamerkan tersebut. Yakni, masih terangnya, dengan harapan sebagai media edukasi bagi seluruh lembaga pendidikan, kesiswaan, maupun masyarakat umum. “Betapa pentingnya kita tetap menjaga cagar budaya, situs, ataupun benda purbakala yang ada di setiap wilayah,” tutupnya. (tauviqurrahman/hei).