BUNTAS WAKILI TUBAN LOMBA PEMUDA PELOPOR
- 11 September 2017 14:07
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 983
Tubankab - Pemerintah Kabupaten Tuban meloloskan satu wakil yang masuk nominasi penilaian lomba pemuda pelopor yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, setelah sebelumnya melakukan seleksi terhadap 12 kecamatan se-Kabupaten Tuban.
“Kita sudah lakukan seleksi untuk 5 bidang, yakni sosial dan budaya, pangan, olahraga, SDM, serta pendidikan. Karena belum tentu masing-masing kecamatan memiliki semua bidang, akhirnya mereka mengirim satu bidang andalan,” tandas Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban Sulistyadi, kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (11/09).
Didit, sapaan akrabnya mengungkapkan, pihaknya telah mengirim 3 bidang untuk mengikuti seleksi di provinsi, namun ketatnya persaingan dan penilaian akhir, Tuban hanya berhasil masuk 1 nominasi, yakni perwakilan dari bidang sosial budaya atas nama Buntas Pradoto asal Desa Sobontoro, Kecamatan Tambakboyo.
Menurut pengakuan Didit, terpilihnya pemuda 29 tahun masuk nominasi ini bukan tanpa alasan, lantaran yang bersangkutan sangat konsisten dengan makalah yang dibawanya serta mampu menghadapi ujian dari pemprov.
“Pemprov memilih nominasi pemuda pelopor ini sudah tentu tidak gegabah, sudah ada kriterianya sendiri,” imbuh Didit.
Mantan Kabag Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Tuban ini juga mengatakan, jika tak ada aral melintang, tim penilai dari provinsi akan melakukan penilaian lapangan kepada Buntas pada 13 September 2017 mendatang. “Nanti mereka turun ke lepangan, kami selaku tim dari kabupaten sudah mempersiapkan, yakni mengadakan pengarahan kepada Buntas, sehingga pertanyaan dan pengamatan dari pemprov bisa menilai apa adanya, karena ini tidak bisa direkayasa,” beber Didit panjang lebar.
Pada saat penilaian nanti, sambung Didit, pihak provinsi akan meminta peserta untuk menampilkan keahlian di bidangnya, yakni sosial budaya. Oleh karena itu, pada rabu mendatang Buntas akan menampilkan pertunjukan seni berupa pagelaran wayang kulit dan beberapa seni daerah lainnya seperti karawitan.
Didit meminta kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tuban agar memberi dukungan serta semangat kepada Buntas untuk bisa terus maju, karena apabila menang pada tingkat provinsi, maka yang bersangkutan akan dkirim untuk mengikuti perhelatan serupa di tingkat nasional.
Sementara itu Kepala Bidang Kepemudaan Disparbudpora Listyo Utomo ditemui secara bersamaan menyampaikan, penilaian pemuda pelopor sebetulnya banyak aspek yang menjadi aspek untuk dinilai, yakni berupa pengembangan diri, prestasi, serta manfaat bagi masyarakat. “Pemenang ini (Buntas) secara profil sudah sangat memenuhi syarat. Kita siap berkompetisi di antara kabupaten/kota lainnya,” aku pak Lis panggilan Listyo.
Perlu diketahui, Buntas yang mewakili Tuban berhasil nmenyisihkan 32 kabupaten/kota se-Jawa Timur, dan bergabung dengan 5 kabupaten/kota lainnya dalam nominasi bidang sosial budaya.
Tuban akan bersaing dengan Kota Malang, Kabupaten Jombang, Banyuwangi, Kediri, dan Magetan dalam penilaian nanti. “Untuk Magetan, tahun lalu sudah juara. Kebiasaan di pemprov itu, yang tahun lalu juara, biasanya tahun ini tidak akan dipiih lagi, sehingga saingan kita hanya tinggal 4 kota,” imbuhnya.
Masih menurut pria berkumis ini, Buntas memiliki eksisntensi yang luar biasa di dalam bidang ini. Pasalnya, alumnus Universitas Negeri Malang tersebut melatih anak-anak kampung di kecamatannya untuk menjadi aktif di dunia seni. Dan ini menjadi salah satu kriteria penilaian dari tim untuk memilih pemuda pelopor.
“Sesuai dengan namanya pemuda pelopor, Buntas mampu mempelopori para anak-anak di sana (Tambakboyo) untuk menjadi aktif. Tak hanya itu, ia mampu memberi manfaat secara ekonomi bagi pedagang. Saat dia pentas masyarakat sekitar bisa menjajakan jualannya. Tak hanya pembinaan, Buntas juga berkecimpung langsung di dunia itu (budaya),” ujar Lis.
Di saat yang bersamaan, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora Sunaryo turut memberikan pernyataan. Menurutnya, yang terpenting sebagai pelaku budaya adalah memberikan efek bagi masyarakat sekitar dan dapat dirasakan. (nanang wibowo/hei).