CAMILAN MARNING JATIROGO TUBAN

Tubankab-Kabupaten Tuban merupakan salah satu penghasil jagung tertinggi di Jawa Timur. Bibit jagung hasil budidaya petani Tuban bahkan telah berhasil menembus pasar ekspor ke negara Thailand, Timor Leste hingga Papua Nugini.

Tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat, jagung juga banyak diolah sebagai beragam jenis makanan ringan. Rasa manis pada biji jagung serta teksturnya yang renyah ketika diolah menjadi aneka snack, membuat camilan jagung cukup digemari di kalangan masyarakat luas.

Sebelumnya, jagung dikenal sebagai makanan pengganti nasi, namun kini banyak masyarakat yang menjadikan jagung sebagai makanan selingan. Beragam jajanan seperti marning, pop corn, dan emping jagung kerap menjadi alternatif camilan untuk menemani waktu bersantai bersama keluarga.

Potensinya yang cukup melimpah di berbagai pelosok daerah, turut mendorong pelaku bisnis makanan ringan untuk mulai memanfaatkan biji jagung sebagai bahan baku produksinya. Sehingga, camilan jagung juga mendatangkan banyak keuntungan bagi pelaku bisnisnya.

Misalnya, para produsen camilan marning jagung di Desa Sadang, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang berhasil mendulang rupiah dengan menekuni peluang bisnis makanan ringan berbahan baku jagung.

Kusrini merupakan salah satu produsen camilan jagung yang sukses di Jatirogo. Perempuan yang lahir di tahun 1977 ini, mencoba  memproduksi marning jagung untuk mendulang pundi-pundi rupiah  setiap bulannya.

Memulai usaha dengan modal awal Rp 5 juta rupiah, Rini, begitu ia biasa disapa, kini telah memiliki dua cabang pusat oleh-oleh untuk memasarkan produknya. Omzetnya per hari mencapai jutaan rupiah.

Rini mempertahankan usahanya salah satunya karena bahan bakunya cukup melimpah di Tuban. Ia mendapatkan bahan baku tersebut dari petani lokal dan baru mengambil dari luar Tuban jika produksi petani Bumi Wali kurang mencukupi.

Ia menambahkan, lebih memilih jagung putih sebagai bahan baku marning karena rasanya lebih gurih. Untuk menambah kelezatannya, cukup menambahkan bumbu pelengkap berupa bawang, penyedap rasa, garam, dan yang terpenting batu kapur gamping.

Menurut perempuan yang berdomisili di Rukun Tetangga (RT) 05 Rukun Warga (RW) 02,  Desa Sadang, Kecamatan Jatirogo ini, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan marning. Hal penting yang dimaksud mulai dari pemilihan bahan baku, perebusan, pencucian, perendaman, pencucian kembali, penirisan, dan proses penggorengan.

Camilan dari Desa Sadang ini, tidak hanya diminati desa-desa di sekitar Kecamatan Jatirogo saja. Di Bumi Ronggolawe, kita bisa menemui marning Jatirogo terpajang di hampir semua pusat oleh-oleh yang ada.

Pemasaran camilan jagung tersebut tidak hanya di sekitar Tuban saja, melainkan juga ke kota-kota yang ada di Jawa Timur serta luar pulau Jawa seperti Kalimantan dan Batam. Bahkan, merambah hingga ke mancanegara seperti Singapura dan Korea.

Harga jual marning Jatirogo tergolong murah, ditambah rasanya yang gurih, menjadikannya semakin laris di pasaran. Untuk menambah daya tarik, kemasannya juga dibuat menarik.

Selain marning, Rini yang melabeli produknya dengan nama “Bunga Tulip” tersebut juga memproduksi aneka produk olahan palawija lainnya. Aneka camilan yang kini menjadi andalannya antara lain kedelai, kacang utis, kacang beras, kacang bawang, keripik pisang, keripik sukun, keripik talas, dan keripik singkong. (ydh)




 

comments powered by Disqus