Cuaca Buruk di Tuban Diakibatkan Kombinasi Tiga Fenomena, Apa saja ?
- 15 March 2024 14:42
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 501
Tubankab - Beberapa hari terakhir ini, hampir seluruh wilayah di Kabupaten Tuban, seharian penuh diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta disertai angin.
Menurut informasi dari BMKG Stasiun Meteorologi Tuban, cuaca buruk tersebut terjadi karena adanya kombinasi tiga fenomena, yaitu Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Atmosfer Rossby, dan bibit siklon di Samudra Hindia.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tuban, Zem Irianto Padma menjelaskan, dari data pos hujan BMKG, tercatat seluruh wilayah Tuban sejak 11 Maret sampai sekarang, mengalami hujan ringan hingga lebat.
“Tercatat curah hujan paling lebat terjadi pada 13 Maret lalu di Kecamatan Tuban, dengan curah hujan 57 mm/hari. Kemudian Palang, curah hujan 50 mm/hari, dan Singgahan 48mm/hari,’’ beber Zem kepada awak media, Jumat (15/03).
Zem menyampaikan, berdasarkan hasil analisis data curah hujan, kejadian hujan lebat yang terjadi sejak 11 Maret lalu di wilayah Tuban akibat kombinasi 3 fenomena. Yaitu MJO, Gelombang Atmosfer Russby serta adanya pertemuan dan perlambatan kecepatan angin akibat bibit siklon yang tumbuh di Samudra Hindia atau Australia.
Dituturkan Zem, MJO merupakan fenomena cuaca yang terjadi setiap 40 hari sekali, yaitu sirkulasi atmosfer dan air yang terjadi di Samudra Hindia, tepatnya sebelah barat Pulau Sumatra. Fenomena tersebut ditandai dengan bergeraknya kumpulan awan dari arah barat ke timur, sehingga wilayah Jatim surplus uap air.
Selanjutnya, kata Zem, adanya gelombang Russby yang mengakibatkan pertumbuhan awan meningkat dan menimbulkan sirkulasi siklonik di sekitar Australia. Hal itu berdampak pada munculnya pertumbuhan angin di atas wilayah Jatim.
“Kombinasi dari ketiga fenomena ini, menjadi penyebab turunnya hujan intensitas ringan hingga lebat sepanjang hari di wilayah Jatim, termasuk Kabupaten Tuban. Yang terjadi sejak 11 Maret sampai hari ini,’’ terangnya.
Selain itu, masih kata Zem, 3 fenomena tersebut juga mengakibatkan hujan di laut, diikuti dengan kecepatan angin rata-rata di atas 10 knot atau 18 km/jam. Sehingga gelombang laut menjadi lebih tinggi sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter. Kondisi ini terjadi pada 11 Maret sampai sekarang.
“Dampak kombinasi fenomena cuaca tersebut juga bakal memengaruhi cuaca di Tuban sampai 18 Maret 2024 mendatang,’’ akunya.
Zem mengimbau kepada perangkat daerah agar waspada dan terus memantau informasi cuaca sampai 18 Maret 2024 mendatang. Terutama di wilayah yang berada di aliran Bengawan Solo. Instansi maupun masyarakat bisa bertanya langsung ke BKMG mengenai cuaca ter-update atau mengunjungi aplikasi info BMKG.
“Khusus untuk nelayan, supaya memperhatikan keselamatan saat melaut, sebab untuk kondisi saat ini gelonbang di atas 1,25 meter, masuk kategori berbahaya untuk perahu nelayan dan kapal tongkang,’’ tutupnya. (achmad choirudin/hei)