Den Isyana Putri Nirwana: Bangga Jadi Bagian dari Pelestari Seni Tari Indonesia
- 22 December 2024 15:57
- Heri S
- Umum,
- 59
Tubankab – Den Isyana Putri Nirwana, atau akrab disapa Nisya, menjadi salah satu finalis berprestasi dalam ajang Putra Putri Tari Indonesia 2024. Berasal dari Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Nisya berhasil meraih penghargaan Putri Tari Indonesia Best Sosial Media dalam kompetisi nasional yang diikuti oleh talenta terbaik dari seluruh penjuru Indonesia.
Sebagai siswi kelas 11 di SMA Negeri 1 Tuban, Nisya tidak hanya sibuk dengan pendidikannya, tetapi juga aktif berlatih tari tradisional dan menjalankan advokasi budaya. Di sela-sela kesibukannya, ia juga memiliki hobi lain seperti berenang.
Motivasi dan Perjalanan Menuju Prestasi
Bagi Nisya, motivasi mengikuti ajang ini tidak sekadar bersaing, tetapi juga untuk menginspirasi anak muda. “Saya ingin melestarikan budaya tradisional Indonesia dan memotivasi generasi muda, khususnya mereka yang mulai kehilangan ketertarikan pada seni dan tradisi,” ungkapnya, Minggu (22/12).
Perjalanan karantina selama ajang ini memberikan banyak pengalaman berharga bagi Nisya. “Hari pertama dimulai dengan registrasi dan berkenalan dengan finalis dari berbagai provinsi. Ada banyak penari hebat di sana, tetapi itu tidak menyurutkan semangat saya untuk menampilkan yang terbaik. Pada hari kedua, kami sudah mulai akrab dan saling berbagi cerita serta budaya dari daerah masing-masing,” tutur Nisya.
Namun, tantangan terbesar yang ia hadapi adalah bersaing dengan peserta yang lebih senior dan berpengalaman. Selain itu, Nisya mengakui bahwa sesi catwalk menjadi bagian yang paling sulit baginya karena ia tidak memiliki dasar dalam bidang tersebut. “Saya berusaha keras belajar catwalk, mempersiapkan diri sejak dari Jawa Timur hingga nasional. Saya ingin memastikan bahwa saya bisa menampilkan pakaian yang dikenakan dengan cara yang berkesan,” ujarnya.
Kebanggaan, Syukur, dan Pelajaran Berharga
Bagi Nisya, bisa menjadi bagian dari ajang ini sudah merupakan pencapaian besar. “Tidak banyak orang yang bisa mengikuti Putra Putri Tari Indonesia. Masuk 20 besar saja sudah membuat saya sangat bersyukur, apalagi mendapatkan gelar Putri Tari Indonesia Best Sosial Media. Ini adalah momen yang membanggakan bagi saya, keluarga, dan Kabupaten Tuban,” kata Nisya.
Mengikuti ajang ini memberikan Nisya kesempatan untuk belajar banyak hal baru, termasuk tarian tradisional dari berbagai daerah. “Saya belajar tari Tor-Tor dari Sumatra Utara, memahami kekayaan budaya daerah lain, dan mendapatkan ilmu baru dari kelas-kelas seperti catwalk, beauty, public speaking, serta olah tubuh dan menari,” jelas Nisya.
Lebih dari itu, ia juga mendapatkan materi dari Kementerian Hukum dan HAM serta Kementerian Kebudayaan yang membahas pentingnya memahami dan memecahkan permasalahan dalam pelestarian seni tari.
Namun, hal yang paling berkesan bagi Nisya adalah interaksi dengan para finalis. “Kami saling mendukung tanpa memandang latar belakang apa pun. Persaingan yang sehat membuat kami bisa belajar satu sama lain, menciptakan relasi yang kuat, dan berbagi kekayaan budaya tradisional masing-masing,” ungkapnya penuh haru.
Nisya juga tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung perjalanannya. “Terima kasih sebesar-besarnya kepada Disbudporapar Tuban yang mendukung penuh langkah saya hingga ke ajang nasional ini. Saya juga sangat berterima kasih kepada masyarakat Tuban yang terus memberikan doa dan semangat. Ini adalah energi besar yang membuat saya bisa tampil maksimal,” ucap Nisya dengan penuh syukur.
Harapan dan Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai pelestari seni tari, Nisya berharap bisa terus belajar dan berkembang. Ia juga ingin ilmu yang ia dapatkan selama ajang ini bisa disalurkan kepada orang lain. “Saya ingin anak muda tahu bahwa seni tari itu tidak kuno. Justru, seni tari adalah bagian dari identitas kita yang harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan zaman,” ujarnya.
Nisya juga mengajak generasi muda untuk tidak malu belajar seni tari. “Jangan pernah ragu atau malu. Seni tari adalah warisan budaya yang indah dan keren. Jika ada yang ingin belajar atau butuh bantuan, saya dan Mas Yoga siap membantu,” tambahnya.
Ia menutup dengan harapan bahwa langkahnya ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam pelestarian budaya. “Saya akan terus belajar, menginspirasi, dan memberikan yang terbaik untuk Tuban, Jawa Timur, dan Indonesia. Bersama-sama, kita bisa menjaga seni tari agar tetap hidup dan berkembang,” pungkas Nisya.
Dengan semangat yang ia miliki, Nisya telah membuktikan bahwa generasi muda dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. (dadang bs/hei)