Foto : Ketua DPC Persagi (kanan) dan JF Adminkes Ahli Muda Dinles P2KB (kiri). (yeni)

Dinkes P2KB dan Persagi Tuban Imbau Masyarakat Dukung Program MBG Untuk Generasi Sehat

Tubankab-Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program strategis nasional yang diselenggarakan oleh Badan Gizi Nasional yang bertujuan untuk pemenuhan gizi dan peningkatan pengetahuan gizi terhadap sasaran peserta didik dan non-peserta didik. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 tahun 2024, program ini dilaksanakan guna mendukung terwujudnya generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kabupaten  Tuban, Suswati, menerangkan bahwa sasaran MBG antara lain anak sekolah dari berbagai tingkatan, mulai PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, dan Ponpes. Penerima manfaat lainnya adalah Balita, Bumil, dan Busui (B3).

Berdasarkan penjelasannya, dari target 99 SPPG, saat ini, terdapat sekitar 60 SPPG yang sudah beroperasi di Kabupaten Tuban dan tersebar di 20 kecamatan.  Setiap SPPG melayani maksimal 2500 penerima manfaat yang terdiri dari 2000 penerima manfaat anak sekolah dan 500 dari sasaran B3.

“Hingga akhir Oktober 2025 ini, penerima manfaat dari program MBG di Kabupaten Tuban sudah mencapai 137.743 sasaran,” ungkap Suswati, dalam Dialog Interaktif yang disiarkan secara langsung melalui Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL)  Radio Pradya Suara Tuban, Selasa (4/11).

Nutrisionis Madya ini, menuturkan, salah satu persyaratan beroperasinya  SPPG harus ada ahli gizi, sehingga menu yang disajikan sudah disusun berdasarkan  standar menu dengan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu kebutuhan gizi sesuai usianya, kebiasaan makan, tenaga, peralatan, kearifan lokal atau kondisi pasar, variasi dan biaya yang tersedia. Selain itu, juga memperhatikan keamanan pangan, kebersihan, dan cita rasa agar bisa diterima dan aman untuk dikonsumsi oleh penerima manfaat.

Sementara itu, teknik pendistribusiannya juga disesuaikan kondisi sasaran. MBG didistribusikan setiap hari Senin sampai Jumat dengan menu basah dan Sabtu untuk menu kering. 

”Anak sekolah kelas 3 SD/MI ke bawah didistribusikan pagi di bawah jam 9 untuk sarapan dan kelas 4 SD/MI ke atas di distribusikan siang untuk dikonsumsi makan siang. Sedangkan untuk B3, menyesuaikan dengan kesepakatan masing-masing,” katanya. 

Untuk distribusi menu basah, imbuhnya,  harus  memperhatikan durasi makanan pada suhu ruang tidak boleh lebih dari 4 jam sehingga dapat mencegah risiko adanya keracunan. Sedangkan untuk makanan kering juga harus memperhatikan standar bahan dan kualitas makanan kering dengan memperhatikan nama atau merek produk, PIRT, BPOM, kadaluwarsa, halal, penggunaan BTP, dan komposisi nilai gizinya.

Pada kesempatan tersebut, JF Adminkes Ahli Muda Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, July Setyaningrum, menjelaskan bahwa salah satu persyaratan beroperasinya SPPG harus ada ahli gizi. Syarat lainnya, harus bisa menjamin mutu atau kualitas produknya, melalui bangunan sesuai standar Kemenkes dan memiliki izin SLHS (Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.

Nantinya juga akan diupayakan penertiban menu, supaya tidak kesulitan mencari bahan baku. Hal ini, mengingat adanya keterbatasan bahan pangan dalam memenuhi program tersebut. 

Terkait sistem pengawasan Program MBG, imbuhnya, dilakukan melalui beberapa strategi, antara lain pembinaan Tim Pengawas Keamanan Pangan MBG yang dilakukan oleh Dinkes P2KB Tuban secara mandiri atau bersama-sama dengan lintas sektor terkait dan saling berkoordinasi di lapangan. Selebihnya, melakukan pengawasan penyelenggaraan keamanan pangan MBG dan pemeriksaan sampel pangan.

“Pemkab Tuban sudah memiliki Satgas MBG yang ikut terlibat dalam percepatan program MBG. Juga terdapat Tim Gerak Cepat (TGC) khusus KLB keracunan pangan. Sehingga, kalau ada kejadian luar biasa, bisa segera diambil tindakan,” tuturnya.

Menanggapi stigma di masyarakat yang kurang baik terhadap MBG, saat ini, Suswati dan July Setyaningrum menyampaikan pelaksanaan MBG sudah melibatkan beberapa lintas sektor terkait sehingga bisa berkolaborasi dengan baik. Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar jangan khawatir dan memberikan kepercayaan kepada SPPG untuk menyiapkan makanan bergizi gratis bagi anak-anak kita. (yeni dh/hei)

comments powered by Disqus