Foto : Direktur Penerangan (Dirpen) Agama Islam Kementerian Agama RI, Dr. H. Junaidi, MA berpose bersama panitia MTQ usai menghadiri kegiatan MTQ. (nahrus)

Dirpen Agama Islam Puji MTQ Jatim, Ini Penyebabnya

  • 31 October 2019 16:19
  • Yolency
  • MTQ 2019,
  • 545

Tubankab - Direktur Penerangan (Dirpen) Agama Islam Kementerian Agama RI, Dr. H. Junaidi, MA menghadiri pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXVIII Jawa Timur 2019. Dalam kunjungannya pria berkaca mata ini banyak memuji inovasi yang dilakukan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Jawa Timur dalam pelaksanaan MTQ tahun ini.

“Banyak inovasi baru dalam pelaksanaan MTQ tingkat provinsi ini, mulai dari proses pendaftaran peserta hingga pada saat pelaksanaan lomba yang menggunakan teknologi elektronik untuk menghindari terjadinya kecurangan dari peserta,’’ puji Junaidi, Kamis (31/10).

Jawa Timur, lanjut Junaidi, juga tidak hanya memiliki banyak inovasi, putra-putri daerah dari tempat ini juga banyak yang menorehkan prestasi di kancah dunia internasional, salah satunya adalah hafidzah yang akan berangkat ke Dubai Uni Emirat Arab untuk mengikuti MTQ cabang MHQ Internasional.

 “Alhamdulillah atas seizin Allah saya bisa melihat MTQ XXVIII di Tuban. Saya datang tadi malam dan hari ini sudah melihat MTQ cabang Tilawah, Khattil Qur’an dan Fahmil Quran. Saya sempatkan diri di tengah kesibukan yang pertama karena Jawa Timur banyak berkontribusi pada kegiatan nasional, besok kita juga akan mengirim hafidzah dari Jawa Timur untuk ikut MHQ di Dubai,’’ jelasnya.

Junaidi menambahkan, sebelumnya Jawa Timur juga sering masuk di beberapa MTQ Internasional, karena Jatim adalah gudangnya para hafidz, para qari’ dan ahli Alquran.

Secara teknis Jawa Timur juga telah banyak membantu pelaksanaan MTQ di tingkat nasional, mulai dari adanya pendaftaran secara online yang memudahkan peserta dari daerah untuk mendaftar. Sebab, saat ini sudah paperless dengan pendaftaran secara online.

Ada juga inovasi lain, terang Junaidi, seperti e-Maqra’ untuk menghindari kecurigaan bahwa telah terjadi kebocoran soal, dan ada juga finger print. “Jadi dulu ada istilahnya peserta joki, yang mendaftar A tetapi yang tampil B, dulu sering ada hal-hal seperti itu, dan masalah itu sudah terjawab dengan adanya fingerprint ini,” imbuhnya.

Hal ini, sambung Junaidi, merupakan sesuatu yang baru dan akan diadopsi pada kegiatan nasional. Pihaknya juga berterima kasih pada LPTQ Jawa timur atas inovasi-inovasi yang terus digali dan mampu memberikan dampak positif bagi kegiatan nasional.

“Biasanya pendaftaran ulang peserta di daerah sangat merepotkan sekali karena banyak keterbatasan mulai dari transportasi hingga panitia yang kualahan menghadapi peserta. Ada tiga hal yang perlu menjadi catatan dari MTQ ini, yaitu dengan agama hidup menjadi terarah, dengan ilmu hidup menjadi mudah dan dengan seni hidup menjadi indah,” pungkasnya. (m nahrus sodiq/hei)

comments powered by Disqus