Foto : Kemenag Tuban saat saat berikan bantuan kepada keluarga mualaf. (chusnul)

Dua Keluarga Jadi Mualaf, Kemenag Tuban Lakukan Hal Ini

Tubankab - Hidayah atau petunjuk dari Allah SWT memang sesuatu yang tak dapat diduga datangnya, hal ini terjadi pada keluarga ibu Juwok dan keluarga ibu Sri Rahayu yang memutuskan untuk menjadi mualaf (orang yang baru masuk Islam) bersama kerabat keluarganya.

Ibu Juwok (64) dan 3 anggota keluarganya, masing-masing bernama Bagus Setiyo Rahayu, Widji Lestari dan Sutomo yang sebelumnya beragama Budha. Sedangkan satu keluarga lainnya, ibu Sri Rahayu (54) dan kakaknya Ibu Adem (75 tahun) yang sedang menderita penyakit stroke, dulunya keluarga ini memeluk agama Kristen.

Terkait hal ini, Kepala Kantor Kemenag Tuban yang dalam hal ini diwakili oleh Kasi Penyelenggara Syariah, Drs. Mashari, M.Ag, beserta tim dengan didampingi Kepala KUA Kecamatan Bancar, Ainul Yaqin dan tokoh agama setempat Kiai Haramain mendatangi rumah keluarga Ibu Juwok dan Ibu Sri Rahayu di desa Bogorejo, Kecamatan Bancar, Kabupaten Tuban, Kamis (11/04).

Selain untuk memberikan ucapan syukur alhamdulillah dan bersilaturrahmi, Mashari dan rombongan juga berkeinganan untuk menyampaikan motivasi beragama dan bantuan berupa peralatan salat, sembako dan uang, yang diambilkan dari dana UPZ Kemenag Tuban.

"Alhamdulillah ibu berdua beserta keluarganya mendapatkan hidayah dari Allah SWT, semoga tetap dalam keadaan iman dan Islam sampai akhir hayat. Adapun kedatangan kami dalam rangka silaturahmi dan menindaklanjuti laporan pemberitahuan dari Kepala KUA Bancar dan tokoh agama setempat, kalau ada warga Bancar yang jadi mualaf," ujar Mashari.

Mashari menambahkan, di samping melaporkan juga ada permohonan bantuan, mengingat dua keluarga ini tergolong keluarga yang kurang mampu. Ibu Juwok adalah petani dan Ibu Sri Rahayu merupakan pedagang kecil-kecilan sambil membiayai perawatan kakaknya Ibu Adem yang menderita stroke.

Pria asal Lamongan ini berharap, agar keluarga yang mualaf ini istikamah dalam menjalankan syariat dan mendalami Islam. Pihaknya memohon kepada Kepala KUA untuk membantu membimbing keluarga ibu Juwok dan ibu Sri Rahayu untuk terus mempelajari ilmu Islam.

"Tolong dibantu Pak KUA, tentunya keluarga ini sangat membutuhkan bimbingan dalam mempelajari Islam, semoga apa yang kami berikan ini dapat bermanfaat bagi ibu sekeluarga, sekarang kita adalah saudara seiman dan seagama tak ada perbedaan antara saya dan bapak atau ibu di hadapan Allah SWT, kecuali tingkat keimanan dan ketakwaan," ungkap Mashari.

Sementara itu Kiai Haramain sebagai salah satu tokoh agama menceritakan, awal masuknya ibu Adem dan ibu Sri Rahayu masuk Islam.

"Berawal dari  kami ngaji di musala yang kebetulan waktu itu kami menerangkan tentang kematian dan alam akhirat setelah kematian, kebetulan Bu Adem mendengarnya, beliau menangis dan menyatakan masuk Islam," ceritanya singkat. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus