Dua Tahun Sepi Dihantam Pandemi, Kini Pengepul Legen Kebanjiran Rezeki
- 12 April 2022 20:30
- Heri S
- Umum,
- 970
Tubankab-Bulan Suci Ramadan menjadi berkah tersendiri bagi salah seorang pengepul legen di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Pasalnya, minuman khas dari pohon siwalan itu banyak diburu masyarakat untuk berbuka puasa.
Seperti yang dirasakan seorang pengepul legen bernama Warkijah. Ia menuturkan pada Ramadan tahun ini, usaha yang sudah ia rintis selama 30 tahun itu menjadi berkah tersendiri. Padahal, dua tahun sebelumnya pembeli agak sepi karena pandemi Covid-19.
"Saat pandemi dua tahun terakhir orang-orang yang setiap hari memanjat pohon siwalan pencari legen bingung, karena jarang ada yang membeli. Akhirnya saya yang membeli legen mereka," ungkap perempuan lima cucu itu.
Meskipun diakuinya, legen yang ditimbun tidak laku dan merugi. Bahkan dirinya mengaku uang tabungannya Rp 50 juta habis untuk membayari orang-orang yang setor ke dirinya.
"Sedikitnya 17 orang setiap hari setor, dan mereka punya keluarga yang harus dinafkahi. Tak kurang Rp 2 jutaan setiap hari buat bayar mereka," cerita Mbah Jah sapaannya.
Namun, lanjut Mbah Jah, masa suram itu kini sudah berlalu. Tahun ini usaha minuman tradisional yang dipertahankan sudah mulai bergeliat kembali, khususnya Ramadan kali ini.
"Alhamdulillah setiap hari minimal habis 500 liter legen, dengan harga Rp 15 ribu per botol ukuran 1,5 liter," ucap nenek 60 tahun ini.
Dalam sehari untuk membantu usahanya itu, dia dibantu empat karyawan yang tak lain adalah anak dan kerabatnya sendiri. Sebab, selama Bulan Ramadan permintaan terus meningkat.
"Setiap hari puluhan tengkulak ada yang ambil 30,50, bahkan 70 liter untuk dijual kembali. Kalau warga biasanya ada yang 2 botol atau 5 botol," imbuh Mbah Jah.
Selain itu, tutur Mbah Jah, jika legen yang ditimbunnya tidak laku dalam jangka waktu tertentu, seringkali produsen cuka mengambil di tempatnya.
Meskipun, menurutnya, jika kualitas legen sudah berubah menjadi bahan cuka harganya lebih murah, atau satu banding tiga dari harga legen.
"Ada yang produsen dari Surabaya, Madura dan beberapa daerah lainnya mengambil untuk bahan cuka di sini," pungkasnya. (chusnul huda/hei)