Duta Damai BNPT Jatim Dorong Mahasiswa ITB Tuban Jadi Pemimpin Perdamaian Digital
- 20 October 2025 14:37
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 84
Tubankab – Duta Damai Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Provinsi Jawa Timur sukses menggelar program "Duta Damai Goes to Campus" di Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Tuban pada Sabtu (18/10). Mengangkat tema “Generasi Change Maker: Menjadi Penggerak Perdamaian dan Ketahanan Sosial di Era Digital,” kegiatan ini diikuti antusias oleh 150 mahasiswa ITB Tuban.
Ahmad Reza Rafsanjani, S.Pd, Koordinator Duta Damai BNPT Jawa Timur, menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah mencetak agen perubahan yang mampu melawan narasi radikalisme di dunia maya.
“Kami hadir untuk memastikan mahasiswa menjadi 'Generasi Change Maker' yang aktif. Duta Damai bertugas menyebarkan pesan toleransi dan melawan narasi kebencian. Kami memfungsikan tiga divisi utama—Blogger, DKV, dan IT—sebagai lini depan untuk menyuarakan kedamaian secara digital,” ujar Reza saat dikonfirmasi reporter tubankab, Senin (20/10).
Reza Rafsanjani juga mengapresiasi dukungan penuh dari pihak kampus, yang dinilainya sejalan dengan misi Duta Damai. Ia mengutip Wakil Rektor I ITB Tuban, Nurul Hidayati Arif, M.B.A., yang sebelumnya menekankan pentingnya peran mahasiswa.
“Sebagaimana yang disampaikan Wakil Rektor I ITB Tuban, Nurul Hidayati Arif, tema kegiatan ini selaras dengan enam pilar change maker kampus. Kami melihat ITB Tuban memiliki komitmen kuat untuk membentuk mahasiswa yang 'mampu berkontribusi bagi masyarakat dan negara, serta bijak dalam memanfaatkan teknologi digital',” jelas Reza.
Reza Rafsanjani menekankan bahwa leadership (kepemimpinan) adalah kunci bagi mahasiswa untuk menjadi penggerak perdamaian yang efektif. “Seorang pemimpin sejati adalah mereka yang mampu memimpin dirinya sendiri dan memberi pengaruh positif. Kami ingin mahasiswa menyadari bahwa 70 persen proses pembentukan kepemimpinan terjadi di organisasi, bukan hanya di ruang kuliah, karena organisasi mengasah mental dan kemampuan beradaptasi,” tambahnya.
Mengutip materi tentang ketahanan sosial yang disampaikan oleh narasumber Arif Budi Setyawan, S.Pd., ia menjelaskan pentingnya literasi digital dan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme di media sosial.
“Rekan narasumber kami, Arif Budi Setyawan, S.Pd., mengingatkan bahwa 'Gerakan kecil dari desa pun bisa membawa perubahan besar, apalagi dengan dukungan internet.' Inilah mengapa literasi digital sangat penting. Mahasiswa harus kritis, memverifikasi informasi, dan memperkuat benteng keluarga, terutama mengingat kerentanan sebagian pihak terhadap infiltrasi radikalisme yang sering berawal dari rasa sakit hati di media sosial,” tegas Reza.
Reza Rafsanjani berharap 150 peserta mahasiswa ITB Tuban yang hadir dapat menjadi duta perdamaian aktif. “Kami berharap mereka tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi menjadi agen perubahan yang menyebarkan nilai toleransi, menolak radikalisme, dan memperkuat ketahanan sosial dan digital di lingkungan kampus hingga masyarakat luas,” tutup Reza, yang juga berterima kasih kepada Seftian Hidayat, M.Sn., sebagai penanggung jawab kegiatan dari ITB Tuban atas terselenggaranya acara ini. (dadang bs/hei)