Foto : Warga Desa Plumpang saat gelar Festival Seni Tikungan Tajam. (nahrus)

Festival Seni Tikungan Tajam, Bambang : Untuk Menuju Desa Wisata Berbasis Budaya Padi

  • 24 November 2021 22:27
  • Heri S
  • Umum,
  • 969

Tubankab-Warga Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban menggelar Festival Seni Tikungan Tajam. Kegiatan ini digelar mulai 24 hingga 26 November 2021 di kawasan desa setempat.

Acara tersebut merupakan agenda ketiga yang digelar oleh para warga. Awalnya kegiatan ini dipelopori oleh Komunitas Pemuda Bergerak Plumpang (PBP), dan akan dijadikan sebagai agenda rutin desa.

Ketua Penggerak Desa Plumpang, Bambang Budiono, saat dikonfirmasi mengatakan, kegiatan ini merupakan pembukaan dari seluruh rangkaian acara, yang rencananya akan diagendakan pada tahun 2022 mendatang.

“Pada 2022, ada beberapa rangkaian acara yang dikemas dalam festival, untuk menuju desa wisata berbasis budaya padi,’’ tukasnya, Rabu (24/11) malam.

Mayoritas warga, kata Bambang, yang berprofesi sebagai petani sepakat untuk membuat sebuah kesan bahwa Desa Plumpang, merupakan desa yang masih menjaga budaya dan tradisi pertanian lama.

Meskipun, lanjut Bambang, awalnya Festival Seni Tikungan Tajam di Desa Plumpang merupakan acara komunitas, tetapi kali ini justru di-sengkuyung oleh para petani desa setempat.

“Ini bisa dilihat mulai dari penataan panggung hingga seluruh persiapan lain, yang banyak dikerjakan oleh para petani secara bergotong royong,’’ lontarnya.

“Hal ini yang membuat mereka sepakat bahwa Festival Seni Tikungan Tajam, akan dijadikan sebagai agenda rutin tahunan yang didukung sepenuhnya oleh para petani,’’ tambahnya.

Bambang menambahkan, yang paling istimewa dari kegiatan tahun ini adalah semangat para petani yang begitu antusias. Bahkan para petani juga sudah mulai merasa memiliki acara ini, sehingga sangat menarik perkembangannya untuk diikuti dan akan terus dikembangkan untuk menggali potensi desa.

Menurut Bambang, Komunitas PBP ingin agar Festival Seni Tikungan Tajam, dikenal publik sebagai wadah apresiasi seni yang berbasis budaya pertanian, khususnya seputar padi.

“Dalam penyelenggaraannya yang ketiga kalinya ini kegiatan hampir didukung sepenuhnya oleh para petani, bukan hanya dalam bentuk materi, tapi juga dalam waktu serta tenaganya,’’ terangnya.

Selain itu, ia melanjutkan, kegiatan ini juga sudah mulai mendapat dukungan dari Pemerintah Desa, sehingga ada sedikit sokongan dana yang turun untuk membantu terselenggaranya event tahunan tersebut.

Bambang  mengatakan, tahun ini sudah ada dukungan dana dari Pemerintah Desa, yaitu sebesar Rp 8 juta untuk operasional kegiatan. Selebihnya, bebernya, adalah dukungan dari para petani serta warga sekitar, yang mulai mendukung dan sudah menantikan kegiatan ini sejak lama.

Sementara itu, Kepala Dusun Desa Plumpang, Parji, mengatakan, Pemerintah Desa sangat mendukung kegiatan ini, dan melihat adanya potensi yang bisa dikembangkan untuk mengangkat nama desa.

Melalui kegiatan ini, ujar Parji, paradigma tentang pelaku seni yang terkesan urakan bisa ditepis oleh para pemuda Desa Plumpang, sehingga kegiatan dapat merefleksikan sebuah budaya yang baik terlebih mampu mengedukasi.

Pemerintah Desa, jelas Parji, juga sudah menganggarkan dana untuk membantu kegiatan ini, meskipun besarannya hanya Rp 8 juta dari Alokasi Dana Desa, setidaknya bisa memberikan dukungan baik moral maupun material bagi kegiatan warga yang positif tersebut.

Ketua Dewan Kesenian Tuban (DKT), Joko Wahono, juga menambahkan, kegiatan seni di kampung-kampung belakangan sudah mulai bergeliat, sebuah embrio yang positif bagi kemajuan kebudayaan di Kabupaten Tuban.

Selaras dengan hal tersebut, tutur Joko, saat ini pemerintah juga sedang gencar-gencarnya menggali budaya daerah, sedangkan di Kabupaten Tuban sendiri memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan.

“Adanya potensi-potensi itu bisa menjadi sebuah senjata yang bisa membuat sebuah ledakan kebudayaan karena banyak sekali yang bisa dimunculkan,’’ tutupnya. (m nahrus s/hei)

Sumber : LPPL Tuban

comments powered by Disqus