Forum Rektor PGRI Gelar Workshop Pendampingan Penulisan Publikasi di Jurnal Bereputasi
- 16 December 2022 19:50
- Heri S
- Umum,
- 495
Tubankab - Forum Rektor Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menggelar workshop pendampingan penulisan publikasi di jurnal bereputasi yang dimulai pada tanggal 16 sampai 18 Desember 2022.
Acara yang digelar di aula petemuan lantai 2 Gedung Rektorat Universitas PGRI Ronggolawe Tuban tersebut terasa lain dari biasanya. Pasalnya dalam whorkshop yang digelar selama 3 hari tersebut dihadiri secara langsung oleh Ketua PB PGRI Pusat, Ibu Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.
Selain itu, turut hadir pula Ketua Badan Penyelengara Lembaga Pendidikan (BPLP) PGRI pusat Prof. Dr. Sapardi, M.Pd. Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi PGRI, Dr. Paiman, M.P. Para Wakil Rektor Unirow dan Pengurus PPLP-PT PGRI Kabupaten Tuban.
Ketua PPLP PT PGRI Tuban, Drs. Totok Suprijanto, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan aspresiasi yang sebesar-besarnya atas segala capaian dan kinerja dari Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, yang pada 2015 lalu sempat sangat memperihatinkan.
“Selamat kepada pimpinan Universitas PGRI Ronggolawe yang telah berjuang habis-habisan dengan segala daya dan upaya sehingga Unirow bisa menjadi kampus seperti sekarang ini,” ucap Totok melalui keterangan tertulisnya, Jumat (16/12).
Selain itu, tantangan demi tantangan yang terjadi selama ini, juga merupakan sarana untuk Unirow supaya menjadi lebih baik lagi. Jadi ini merupakan motivasi dan gairah hidup. Setapak demi setapak bagi Unirow untuk mencapai kemanjuan dalam bidang pendidikan. Mengingat sebentar lagi Kabupaten Tuban akan menjadi kota besar, karena ditunjang oleh hadirnya industri raksasa kilang minyak dan pembangunan jalur tol Surabaya-Demak.
Dalam sambutannya, Rektor Unirow Tuban, Prof, Dr. Dra. Supiana Dian Nurtjahyani, M.Kes, menyampaikan, adanya Workshop Pendampingan Penulisan Publikasi di Jurnal Bereputasi ini merupakan program kerja dari Forum Pimpinan PT PGRI Indonesia dan badan penyelenggara. Ini adalah sebuah upaya bagi perguruan tinggi PGRI di Indonesia untuk bersatu, bersinergi dengan menyatukan rasa dan karsa guna menggapai asa dan cita demi mencapai perguruan tinggi PGRI yang berdaya saing.
Adanya sinergitas di antara Perguruan PGRI ini didasari oleh derasnya arus globalisai. Di samping itu, regulasi terkait yang silih berganti ditambah dengan arus perubahan di lapangan yang terjadi secara cepat.
Melihat arus perubahan yang semakin cepat ini, bagi lembaga perguruan tinggi PGRI bukanlah hal mudah. Adanya satu rasa dan seperjuangan serta terjalinnya ikatan yang baik di antara sesama merupakan modal dasar yang harus dimiliki.
“Sebagai lembaga perguruan tinggi PGRI ini bukanlah hal mudah. Tapi kami sangat mengharapkan adanya rasa senasib dan sepenanggungan dengan jati diri PGRI, kita tetap berjuang dengan proses bersama. Sehingga ke depannya kita akan menjadi perguruan tinggi yang baik,” ungkap Prof Dian yang juga menjabat sebagai bendahara Forum Rektor PT PGRI.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Forum Perguruan Tinggi PGRI, Dr. Paiman, M.P menyampaikan terima kasih kepada Universitas PGRI Ronggolawe Tuban yang telah berkenan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan Workshop Pendampingan Penulisan Publikasi di Jurnal Bereputasi ini.
“Jadi saya berterimakasih kepada Prof Dian yang telah bersedia menjadi tuan rumah, kita memang bisa mengadakannya di Jogja, di luar Jawa juga, tapi saya minta workshop diadakan di Tuban,’’ jelasnya.
Selain itu, dalam sambutannya ayah dari 3 orang anak tersebut juga menyampaikan harapannya kepada semua peserta yang mengikuti workshop untuk mengikuti semua rangkaian acara.
“Saya minta bapak/ibu fokus untuk mengikuti pelatihan, jangan pikirkan urusan di luar, lupakan sejenak dan tinggalkan keluarga di rumah, karena saya juga meninggalkan 3 anak dan 1 istri di rumah. Jadi selama mengikuti jangan sampai bolos, kalau bolos nanti tidak nyambung,” ungkapnya sambil tersenyum.
Setelah mengikuti workshop yang akan digelar maraton selama 3 hari tersebut, para dosen yang berasal dari 15 Universitas PGRI dari seluruh Indonesia diharapkan bisa lebih produktif dalam menulis jurnal.
Tujuan dari diselengarakannya worksop penulisan artikel tersebut menurut Dr. Painan disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, penulisan artikel ilmiah merupakan momok bagi seluruh dosen di Indonesia. Kedua, artikel ilmiah bagi dosen berfungsi sebagai penunjang jabatan fungsional. Ketiga, karena di dalam program studi masih banyak tulisan maupun artikel yang belum bisa publish di jurnal bereputasi. Keempat, untuk akreditasi institusi dan keempat untuk branding Perguruan Tinggi.
Selanjutnya, Ketua Badan Penyelengara Lembaga Pendidikan PGRI Pusat, Prof Dr. Sapardi, M.Pd, memberikan apresiasi yang mendalam kepada rektor perempuan pertama Unirow Tuban ini.
“Ini merupakan prestasi yang luar biasa, beliau sudah rektor, professor lagi. Ini tempat yang luar biasa, Tuban orangnya rendah hati semua, tidak banyak ngomong, tapi presatasinya banyak,” ungkap Prof Pardi.
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Ketua Forum Rektor PT PGRI, Ketua PB PGRI Pusat, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, juga mengaku sangat bahagia dengan adanya wonkshop tersebut. Menurutnya, adanya acara tersebut, merupakan sebuah momentum dan asa menuju perubahan yang sangat positif bagi perguruan tinggi PGRI.
“Ini merupakan momentum untuk saling berbagi asa, dan hari ini saya menyaksikan para periset muda yang akan mendapatkan ilmu dari seniornya,” tuturnya.
Selain itu, beliau juga berpesan kepada semua yang hadir untuk selalu optimis terhadap perubahan. Setiap perubahan akan selalu menghasilkan, meskipun tidak jarang jika perubahan yang dimaksud sering tidak sesuai dengan hal yang diharapkan.
“Sebab perubahan tidak selalu menghasilkan sesuatu yang lebih baik, tapi tanpa melalukan perubahan tidak ada hal yang bisa diharapkan. Kita harus bisa menyatukan asa, luruskan pemikiran-pemikiran yang luar biasa,” ungkap Prof Uni.
Bagi Prof. Uni, adanya momentum gerakan menuju perubahan ini merupakan sebuah waktu yang tepat untuk mencapai perubahan. Sebab, pada masyarakat umum, dewasa ini beredar anggapan jika perguruan tinggi PGRI hanya bisa menyumbangkan angka pengangguran.
“Tradisi-tradisi lama dan mengekang harus diubah, Unirow telah berhasil memutuskan tradisi yang membuat kita menjadi terkekang. Unirow telah mengantarkan 3.000 lebih lulusannya yang kini menjadi PNS maupuan PPPK di berbagai daerah. (hei)