GELAR RESEPSI HARI KEMERDEKAAN, BUPATI HUDA: INDONESIA SEDANG DIUJI PATRIOTISMENYA

Tubankab - Usai upacara HUT Kemerdekaan RI ke-72 di Alun-alun Tuban, Pemerintah Kabupaten Tuban langsung menggelar resepsi Dirgahayu RI di Pendopo Krido Manunggal, Tuban, Kamis (17/08) siang.

Sekitar 1. 400 undangan yang terdiri dari, jajaran forkompimda, anggota DPRD, instansi vertikal, muspika, anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP), dan anggora Gerak PKK, serta veteran dan janda pejuang turut hadir dalam acara tersebut.

Acara berlangsung dengan meriah, karena sesaat sebelum Bupati Tuban K. H. Fathul Huda memberi sambutan, acara diisi dengan pertunjukan tari Nyetri dari Bengkel Seni Natya Pratam Muda Kabupaten Tuban dan tari Saman dari anggota Paskibraka.

Sementara itu, dalam sambutannya bupati mengungkapkan ada dua poin penting terkait peringatan HUT Kemerdekaan RI. Pertama, terang Huda, untuk mengingat perjuangan para pejuang dahulu, mensyukuri kemerdekaan dengan suka cita, dan harus ada implikasi. "Yakni harus mempertahankan kemerdekaan, membangun negeri semakin tahun harus semakin baik," ujar bupati dua periode ini.

Masih menurut Huda, poin penting yang kedua adalah membangun patriotisme. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab lanjutnya, saat ini Indonesia sedang diuji patriotismenya. Survei membuktikan, radikalisme, adalah faktor yg akan mengikis patriotisme. "Dan yang disasar adalah generasi muda. Radikalisme ini masuk dari berbagai pintu, salah satunya lewat media sosial," imbuh Huda.

Suami dari Qodriyah ini juga membeberkan, mereka yang terjaring radikalisme sejatinya merupakan anak berprestasi. Sebab, menurut data yang dihimpun oleh aparat, anak-anak tersebut merupakan ranking 4 besar di sekolahnya, serta kebanyakan dari ilmu eksak. "Dari 1960 orang, 60 persen bisa berperang di daerah rawan, serta 33 persen lainnya menganggap jihad adalah perang. Pembangunan bukanlah jihad bagi mereka," bebernya.

Dari apa yang disampaikan, pria 63 tahun ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengingat kembali kemerdekaan yang diperoleh, setelah melewati masa yang sangat panjang serta pengorbanan yang sangat banyak. "Kalau kita mau mengingat kembali perjuangan dulu, maka bangsa ini tidak akan mudah terkoyak," ajaknya.

Selain itu, Huda juga mengajak seluruh pendidik agar mengantisipasi anak-anak untuk tidak dengan mudah menganggap orang lain kafir, dan menganggap pemerintah adalah thogut, agar bibit-bibit radikalisme tidak berkembang.

Bupati asal Desa Talun, Kecamatan Montong ini juga menyampaikan, menurut pandangan dari Ibnu Khaldun, suatu negara setiao 100 tahun akan membentuk 4 generasi. Yakni, terang Huda, generasi pendobrak, pembangun, menikmati, dan generasi apatis. Hal ini diyakini oleh Huda sebagai tantangan. Oleh sebab itu dirinya mengajak semua elemen agar mempersiapkan kader-kader untuk menyongsong Indonesia emas. "Di usia yang ke-72 ini kita berada di generasi yang ke-4, namun tidak menutup mata, saat ini sudah banyak generasi yang apatis. Tidak peduli nasib negara dan alam ini, hanya tahu menikmatinya," kata Huda.

Sessat sebelum mengakhiri sambutannya, bupati menekankan bahwa Indonesia adalah milik bersama, untuk itu tidak ada cara lain untuk membangun, selain membangun kebersamaan. Yang minoritas, imbuh Huda, harus menghormati mayoritas, sedangkan mayoritas harus mengayomi minoritas. "Jangan mentang-mentang uangnya banyak mayoritas tidak dianggap. Untuk mayoritas harus memiliki toleransi. Toleransi harus punya ending keharmonisan, " pinta huda.

Masih menurutnya, Tuban adalah bagian kecil dari indonesia, sehingga apabila ada keresahan, maka yang akan menikmati hasil jeleknya adalah seluruh masyarakat Indonesia, begitupun ketika Tuban kondusif. "Selalu saling memahami, jangan minta dipahami saja. NKRI harga mati. Kedepankan yang semuanya bernuansa keindonesiaan, kita hidupkan kembali ‘ aku cinta indonesia’ atau ACI," tukas Huda. (nanang wibowo/hei)

comments powered by Disqus