Foto : Penyair Sosiawan Leak saat memberi kuliah praktisi di Kampus Unirow Tuban. (nahrus)

Gelar Workshop Baca Puisi dan Kuliah Praktisi, Unirow Hadirkan “Penyair Gaduh”

  • 28 November 2022 18:42
  • Heri S
  • Umum,
  • 629

Tubankab - Sastrawan Indonesia Sosiawan Budi Sulistyo atau yang akrab disapa Sosiawan Leak memberikan kuliah praktisi di Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban, Senin (28/11).

Sehari sebelumnya, Minggu (27/11), pria yang dijuluki oleh sastrawan WS Rendra sebagai penyair Gelombang Baru ini memberikan workshop kepada para pecinta puisi di sebuah warkop di Tuban.  

Kedatangan seniman yang dijuluki “penyair gaduh” di Bumi Ronggolawe ini merupakan bagian dari tour silaturahmi yang sudah ia lakoni di beberapa tempat, seperti Blora, Jombang, Banyuwangi, Tuban, dan pada Desember mendatang akan dilanjutkan di Kecamatan Lasem dan Sarang, Kabupaten Rembang.

"Perjalanan silaturahmi di Tuban ini sangat menarik. Ada dua hal yang berbeda pada sesi kegiatan di dua lokasi. Yang satu dengan format akademik dan yang satu bersifat apresiatif, dua hal yang saya rasa akan terlalu asyik untuk dilewatkan," terang sastrawan asal Solo saat ditemui di Kampus Unirow Tuban.

Bagi Leak, perjalanan ini merupakan sebuah misi untuk merepresentasikan kondisi sosial khususnya kesenian di daerah-daerah pascamusibah pandemi covid-19 yang melanda seluruh negeri. Ia mengajak masyarakat khususnya generasi muda untuk kembali berpuisi, karena puisi adalah warisan budaya timur yang adiluhung untuk menjaga semangat “Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat”.

"Puisi atau poetry reading adalah warisan budaya masyarakat timur. Di barat, orang baca puisi itu ya cukup dibaca saja bahkan bisa dalam hati. Tapi kalau masyarakat Asia dan Afrika punya sejarah panjang pada pertunjukan seni tutur yang terus berkembang hingga sekarang," imbuh penyair seangkatan Widji Thukul ini.

Penyair yang identik dengan karakter pembawaannya yang lantang dalam membaca puisi ini, ingin mengulas sejarah yang dimiliki masyarakat Tuban sebagai pijakan ideologi. Baginya, anak muda harus bisa mengikuti jejak Ronggolawe yang berani dan tegas menyuarakan dengan lantang untuk memperjuangkan apa yang dianggapnya benar.

Penyair berusia 55 tahun dengan rambut gondrong ini berharap agar anak-anak muda di Tuban bisa lebih mencintai puisi dan kembali bersemangat pasca-dilanda pandemi covid-19 yang hampir membuat sebagian besar seniman tak berkutik.

"Berpuisi itu bisa di mana saja dan tidak terbatas pada ruang dan waktu, siapa saja bisa berpuisi dan boleh berpuisi," tutur alumnus Fisip Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS) ini.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Kuliah Tematik untuk Mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia Unirow Tuban, Dra. Sri Yanuarsih, M. Pd, mengatakan, kegiatan ini digelar untuk memberikan wawasan baru bagi mahasiswa dengan menghadirkan praktisi di bidangnya.

“Ini penting bagi mereka untuk memotivasi agar kelak jika menjadi guru bukan lantas berpangku tangan tapi juga tetap memiliki karya sendiri yang bisa dibanggakan," tuturnya. (m nahrusodiq/hei)

comments powered by Disqus