GSI MAMPU TINGKATKAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN
- 27 July 2017 12:51
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 835
Tubankab - Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan gerakan bersama antara masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, terutamanya dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Hal ini ditandaskan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Dinas Sosial dan Permbedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tuban Menik Musahada saat membuka kegiatan evaluasi Kecamatan Sayang Ibu (KSI) di Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban, Kamis (27/07).
Dalam pelaksanaan GSI kecamatan, terang Menik, merupakan lini terdepan untuk mensinergikan antara pendekatan lintas sektor dan masyarakat dengan pendekatan sosial budaya, secara komprehensif, utamanya dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
“GSI telah memberikan kontribusi yang dirasakan manfaatnya. Terbukti, dengan berkurangnya jumlah kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas, serta meningkatnya rujukan yang berhasil ditangani,” ungkap Menik.
Menik melanjutkan, sebelumnya tim evaluasi KSI Kabupaten telah melakukan evaluasi awal, yaitu melalui kuisioner yang telah dikirim dari masing-masing kecamatan. Setelah dievaluasi oleh tim kabupaten, terdapat 5 kecamatam dengan perolehan skor tertinggi. 5 kecamatan tersebut yakni, Bancar, Tambakboyo, Grabagan, Tuban, dan Jatirogo.
“Tentunya ini merupakan kecamatan terpilih. Dianggap layak untuk masuk di tingkat kabupaten, sehingga tim evaluasi kabupaten merasa perlu melakukan kroscek kesesuaian data di lapangan, dan akan menentukan kecamatan mana yang akan menjadi juara,” bebernya.
Mantan Kasi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban ini pun mengungkapakan, karena GSI maupun KSI berhubungan dengan banyak faktor, maka ada beberapa poin yang akan dijadikan penilaian oleh tim evaluasi.
Menurut Menik, faktor yang akan menjadi penilaian antara lain, bagaimana pembentukan satgas GSI, bagaimana pengembangan desa siaga, pemantauan dan pembinaan ke desa oleh kecamatan, peningkatan kapasitas dan kelengkapan sarana revitalisasi GSI, pencatatan dan pelaporan data kematian ibu dan bayi, pendataan dan pemetaan ibu hamil, pengorganisasian tabungan ibu bersalin (tabulin), pengembangan tata cara rujukan, pengorganisasian suami siap antarjaga, serta penyuluhan dan pelatihan.
Dengan adanya evaluasi ini, kata Menik, bisa mengurangi dan meminimalisir angka kematian ibu dan bayi, sehingga pemerintah bisa memantau dan mengevaluasi kecamatan yang perlu menjadi perhatian khusus, guna meningkatkan kesehatan dari ibu dan bayi.
“Oleh karena itu, perlu untuk mengaktifkan kembali satgas GSI yang sudah ada, serta perlu juga adanya pelatihan-pelatihan dalam meningkatkan kualitas kader sesuai dengan tugas dan fungsinya,” tutup Menik. (nanang wibowo/hei)