Foto : Gubernur Jatim saat berikan sambutan. (dadang)

Gubernur Jatim Optimistis Jatim Mampu Swasembada Gula, Ini Alasannya

Tubankab – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan optimisme tinggi terhadap kemampuan provinsinya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.

Hal itu diungkapkan saat menghadiri penyerahan 15 unit alat dan mesin pertanian (Alsintan) untuk kelompok tani di Desa Temandang, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Senin (21/07).

Dalam sambutannya, Gubernur Jatim menyoroti potensi besar Jawa Timur di tiga sektor strategis: industri gula, misi dagang antarprovinsi, dan penguatan peternakan sapi perah.

Menurutnya, Jawa Timur sangat berpeluang untuk lebih cepat mencapai swasembada gula dibanding target nasional yang ditetapkan pada 2028. Ia menyebut, produktivitas lahan tebu di Jawa Timur saat ini mencapai rata-rata 20 ton gula per hektare, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya lima ton per hektare. Beberapa lokasi bahkan sudah menunjukkan hasil luar biasa berkat penggunaan bibit unggul dan teknik budidaya yang tepat.

“Kalau ini kita maksimalkan, tahun depan Jawa Timur bisa swasembada gula. Saya sudah sampaikan pemetaan ini ke Pak Wapres dan Pak Menteri Pertanian. Kita punya peluang besar,” tegasnya.

Tak hanya di sektor tebu, Gubernur Jatim juga menyoroti keberhasilan misi dagang antarprovinsi yang secara rutin digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Ia menyebut, misi dagang ke Nusa Tenggara Barat pada 9 Juli lalu membukukan nilai transaksi sebesar Rp1,068 triliun. Program ini diyakini mampu membuka pasar lebih luas bagi produk pertanian dan peternakan dari berbagai daerah di Jawa Timur, termasuk Kabupaten Tuban.

“Pasarnya luas. Tinggal bagaimana konektivitas antarwilayah diperkuat agar produk petani tidak menumpuk di satu daerah, sementara daerah lain kekurangan,” ujarnya.

Pun dalam sektor peternakan, Gubernur menegaskan pentingnya kesiapan daerah untuk mendukung rencana pemerintah pusat dalam pengadaan 200 ribu ekor sapi perah. Ia menjelaskan, Indonesia masih mengimpor 79 persen kebutuhan susu nasional, dan Jawa Timur saat ini sudah menyumbang sekitar 60 persen dari total produksi susu nasional.

“Kita butuh peta yang jelas. Daerah mana yang cocok untuk sapi perah. Kalau kita siapkan dari sekarang, saat impor sapi perah datang, kita sudah siap menampung dan mengelola. Ini bisa jadi kekuatan ekonomi baru,” jelasnya.

Gubernur juga mengapresiasi langkah konversi pupuk kimia ke pupuk organik yang telah dilakukan sebagian petani Tuban. Menurutnya, langkah ini tidak hanya menyehatkan lahan, tapi juga mendorong hasil panen yang lebih berkelanjutan.

“Di sini saya melihat bahwa konversi pupuknya sudah berjalan sangat baik. Dari pupuk kimia total kemudian sudah dikonversi sebagian sudah pupuk organik. Ini sangat sehat untuk padi, untuk lahan,” ungkapnya. (yavid rp/hei)

comments powered by Disqus