Foto : Presiden Prabowo saat menyalami anak Gus Dur, Yeni Wachid. (IG Prabowo)

Gus Dur Resmi Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional, DPP Pertuni : Teladan Kemanusiaan dan Inklusi

  • 11 November 2025 19:48
  • Heri S
  • Umum,
  • 40

Tubankab-Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) menyampaikan apresiasi dan rasa syukur yang mendalam atas penobatan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI). Keputusan ini bukan hanya bentuk penghargaan atas jasa besarnya terhadap bangsa, tetapi juga pengakuan atas nilai-nilai kemanusiaan, pluralisme, dan inklusi yang terus relevan hingga hari ini.

Ketua Umum DPP Pertuni, Setiawan Gema Budi, menyatakan, sebagai sosok pemimpin, Gus Dur dikenal sebagai tokoh pembela kaum marjinal, termasuk penyandang disabilitas. Di masa kepemimpinannya maupun sepanjang kiprah sosialnya, Presiden RI yang ke-4 ini, senantiasa memperjuangkan kesetaraan, membuka ruang dialog lintas perbedaan, dan menegakkan martabat setiap manusia tanpa memandang latar belakang, agama, suku, maupun kondisi fisik.

“Gus Dur bukan hanya tokoh bangsa, tetapi juga pahlawan kemanusiaan yang mengajarkan kepada kita arti sesungguhnya dari inklusi dan penghormatan terhadap martabat manusia. Beliau hadir bukan sekadar sebagai pemimpin politik, tetapi sebagai pelindung bagi mereka yang kerap dipinggirkan, termasuk kami kaum tunanetra,” tegas Gema, sapaan akrabnya, dalam siaran pers, Selasa (11/11).

Ia menambahkan, DPP Pertuni menilai sedikitnya ada tiga nilai keteladanan utama dari Gus Dur yang patut dihayati dan dilanjutkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Tiga nilai keteladanan tersebut adalah nilai kemanusiaan dan kesetaraan, keberanian moral, serta kebijaksanaan dan keterbukaan.

Gus Dur memandang semua manusia setara di hadapan Tuhan. Prinsip ini, tutur Gema, menjadi dasar perjuangan menuju masyarakat inklusif, di mana penyandang disabilitas dapat berpartisipasi penuh dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan ekonomi.

Gus Dur juga berani menyuarakan kebenaran meski berhadapan dengan kekuasaan. Keteladanan ini menjadi inspirasi bagi gerakan disabilitas untuk terus memperjuangkan hak-hak tanpa rasa takut dan dengan cara-cara damai.

Sementara itu, dengan humor dan kebijaksanaannya, Gus Dur mampu merangkul semua kalangan. Sikap terbuka terhadap perbedaan ini adalah fondasi penting bagi semangat Bhinneka Tunggal Ika dan pembangunan bangsa yang inklusif.

Oleh karena itu, lanjutnya, DPP Pertuni berharap, penobatan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional menjadi momentum untuk memperkuat semangat kebangsaan yang menghargai keberagaman dan menghormati kemanusiaan. Pertuni berkomitmen melanjutkan perjuangan Gus Dur dengan memperluas kesetaraan kesempatan bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.

“Warisan Gus Dur adalah keberanian untuk menjadi manusia seutuhnya yang menghargai sesama, berpihak pada kebenaran, dan tak pernah lelah memperjuangkan kemanusiaan,” pungkas Gema. (yeni dh/hei)

comments powered by Disqus