Foto : Tim petugas saat melakukan monitoring di sebuah sumber mata air. (taufiq)

Jaga Kelestarian Sumber Mata Air, Ini yang Dilakukan DLH

Tubankab - Guna menjaga kelestarian lingkungan, khususnya konservasi sumber mata air yang ada di Kabupaten Tuban, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tuban pada tahun ini, tengah melakukan monitoring dan inventarisasi sumber mata air yang ada di wilayah Kabupaten Tuban.

Kepala Bidang Kemitraan, Konservasi dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan pada DLH Kabupaten Tuban Aizah Tis Inawati, ST mengatakan kegiatan konservasi sumber mata air pada 2018 sudah berlangsung sejak awal tahun, yakni dimulai dengan penanaman pohon. Pada tahun ini penanaman ada di dua kecamatan. Di Gunung Purung, Kecamatan Jatirogo dan di Gunung Anyar, Desa Nguruhan dan Jegulo, Kecamatan Soko,” sebut Aizah kepada reporter tubankab.go.id di ruang kerjanya, Senin (08/10).

Aiz begitu panggilan akrabnya juga menjelaskan bahwa monitoring dan inventarisasi sumber mata air di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban ini, bertujuan untuk mengetahui data sumber mata air yang ada di masing-masing kecamatan. Selain itu, dikatakan Aiz dalam kegiatan ini, dilakukan bersama dengan penanaman pohon di sekitar kawasan mata air, kemudian monitoring dan inventarisasi sumber-sumber mata air

Pada monitoring tersebut, akan didata terkait posisi koordinat, jenis tumbuhan (vegetasi), kapasitas atau debit air pada sumber mata air tersebut, hingga pemanfaatannya untuk apa saja.

Sebelum melakukan monitoring, pihaknya terlebih dahulu membuat surat edaran di masing-masing kecamatan untuk meminta data sumber mata air yang ada di setiap kecamatan. Untuk kemudian akan dimonitoring oleh pihaknya pada lokasi sumber mata air tersebut.

Ditegaskannya, monitoring ini juga untuk mengetahui bahwa di Kabupaten Tuban masih terdapat banyak sumber mata air, dari mulai debit kecil, sedang, hingga sumber mata air yang besar. Selain itu, lanjut Aiz, monitoring ini juga sekaligus untuk mengetahui jenis vegetasi yang ada di sekitar sumber mata air. “Misal seperti tanaman sukun dan bambu yang cocok ditanam di sekitar mata air, bisa menahan atau menyimpan air,” jelasnya.

Untuk pemanfaatannya, Aiz menambahkan, sebagian sumber mata air tersebut digunakan untuk air minum, Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (Hippam) masyarakat, irigasi persawahan, hingga untuk wisata.

Lebih lanjut, disampaikan Aiz beberapa wilayah kecamatan sudah dilaksanakan monitoring dan inventarisasi sumber mata air. “Tapi ada beberapa yang belum, dan akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini,” ungkapnya.

Selama monitoring, dikatakan Aiz, terdapat beberapa sumber mata air yang masih besar walaupun pada musim kemarau seperti saat ini. “Seperti Gunung Anyar, Kerawak, serta banyak sumber mata air yang masih bagus lainnya,” ungkapnya.

Selain itu, dalam monitoring ini, pihaknya juga melakukan pendataan vegetasi di sekitar sumber mata air, untuk nantinya dapat diadopsi guna menjaga kelestarian di sumber mata air lainnya.

Ke depan, lontar Aiz, melalui hasil data yang diperoleh ini, secara periodik akan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap debit sumber air untuk mengetahui perubahan debit yang terjadi di sumber mata air tersebut. “Sehingga, kita juga mengetahui vegetasi apa saja yang cocok untuk kelestarian sumber mata air,” jelasnya.

Ia berharap agar masyarakat peduli terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, salah satunya yakni dengan menjaga vegetasi di sekitar sumber mata air atau pun ikut menanam tanaman di sekitar lingkungannya. “Toh tanaman juga memberi kontribusi oksigen untuk kita,” pungkasnya. (tauviqurrahman/hei).

comments powered by Disqus