Foto : Staf Kominfo saat mengakses klinikhoaks.tubankab.go.id. (yavid)

Jelang Pilkada Serentak 2024, Diskominfo SP Tuban Kawal Penangkalan Hoaks

Tubankab – Menjelang Pilkada serentak yang akan dilaksanakan pada 27 November mendatang, Diskominfo SP Tuban mengamati adanya potensi peningkatan jumlah berita palsu atau hoaks. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Kominfo Provinsi dalam rapat koordinasi Klinik Hoaks bulan lalu, mengingat pengalaman pada pemilu serentak di bulan Februari sebelumnya. Keberadaan berita bohong dinilai dapat mengganggu jalannya proses demokrasi dan menciptakan ketidakpercayaan di masyarakat.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Diskominfo SP Tuban, Rita Zahara Afrianti, mengatakan bahwa melalui program Klinik Hoaks, Diskominfo SP Tuban terus berupaya meluruskan setiap informasi palsu atau disinformasi yang beredar di masyarakat dengan tujuan untuk memberikan klarifikasi dan edukasi, memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan dapat dipercaya.

"Kami berharap pelaksanaan Pilkada 2024 dapat berlangsung dengan damai, berkualitas, dan sehat, sehingga mampu meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia," ujarnya kepada reporter tubankab.go.id, Rabu (19/06).

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bijak dalam memilih dan bersuara, terutama di media sosial. Dalam era digital yang penuh dengan arus informasi, masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati sebelum menyebarkan informasi. "Jempol kita harus dijaga di dunia maya yang serba mudah memperoleh informasi ini. Sebelum menyebarkan informasi, pastikan untuk membaca dan memverifikasi kebenarannya, yakni dengan menyaring sebelum sharing," tambahnya.

Lebih lanjut, pihaknya berharap, dengan adanya kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak untuk mencegah beredarnya berita palsu atau informasi yang meragukan, maka pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 mendatang dapat berjalan dengan damai dan sehat, serta mewujudkan demokrasi yang lebih baik di Indonesia. (yavid rahmat perwita/hei)

comments powered by Disqus