JUMLAH PENDERITA DIFTERI BERTAMBAH, TERNYATA INI PENYEBABNYA
- 26 January 2018 15:48
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 413
Tubankab-Jumlah penderita kasus difteri di Kabupaten Tuban terus bertambah. Diduga kuat, meningkatnya angka penderita kasus ini karena masih minimnya pengetahuan masyarakat terkait bahayanya penyakit tersebut.
Data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban menyebutkan, akhir 2017 terdapat 16 pasien difteri, dan hingga sekarang bertambah lagi 5 orang di awal Januari 2018. Sehingga, total menjadi 21 orang.
“Dua di antaranya dinyatakan positif difteri, sisanya masih menunggu hasil uji lab dari rumah sakit,” kata Plt Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban Endah Nurul K ketika dikonfirmasi, Jumat (26/01).
Ditegaskannya, tidak ada perbedaan perawatan baik yang masuk dalam suspect difteri, maupun positif difteri. “Seluruhnya ditangani di ruang khusus yang terisolasi. Hal tersebut dilakukan, mengingat bahaya penularan dari virus mematikan difteri,” terang Endah.
Ke-21 pasien dirawat di rumah sakit berbeda, yaitu rumah sakit di Kabupaten Tuban dan Bojonegoro. Diketahui, satu orang dinyatakan meninggal akibat terlambat mendapatkan pertolongan medis.
Bertambahnya pasien difteri, menurut Endah, disebabkan masih lemahnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya penyakit tersebut. Kebanyakan pasien yang datang ke pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan terinfeksi parah. Hal tersebut terjadi lantaran pasien tidak peduli atau menganggap remeh gejala awal.
Diketahui, Jawa Timur menjadi provinsi dengan angka kasus difteri terbanyak, karena 48 persen kasus difteri di Indonesia ditemukan di Jawa Timur. Jatim berisiko alami kejadian luar biasa (KLB), karena kepadatan penduduk dan tingginya mobilitas penduduknya.
Bahayanya difteri juga mendorong pemerintah provinsi untuk melaksanakan langkah nyata. Guna menekan penularan, Jatim bakal mengadakan imunisasi tambahan atau Outbreak Response Immunization (ORI) terkait KLB difteri di Jawa Timur. ORI difteri putaran pertama, akan dilaksnakan pada Februari 2018 dengan sasaran ORI mencapai 10,7 juta anak usia 1 tahun hingga kurang lebih 19 tahun. (nurul jamilah/hei)