KELUARGA KUNCI UTAMA KESEMBUHAN ODGJ
- 13 December 2017 15:32
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 724
Tubankab - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Tuban minta kepada masyarakat yang memiliki anggota keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), agar memberikan perhatian dan kasih sayang lebih kepada penderita.
“Kesembuhan pasien ODGJ sebenarnya tergantung dari keluarga dan lingkungan, bukan dari rehabilitasi saja. Sayangnya, banyak keluarga yang tidak menyadari hal ini,’’ kata Kabid Pelayanan dan Rehabilitasi Dinsos P3A pada Dinsos P3A Kabupaten Tuban Minto Ichtiar saat dikonfirmasi di kantornya, Rabu (13/12).
Menurut Minto, kondisi kesehatan ODGJ sangat dipengaruhi oleh perlakuan yang ia terima dari keluarga dan lingkungan. Sehingga, penyembuhan terbaik pada ODGJ adalah kasih sayang dan kepedulian dari keluarga, serta dukungan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Minto mencontohkan, pada kasus ODGJ asal Desa Wonosari, Kecamatan Senori, beberapa waktu lalu. ODGJ berinisial LT ini ditolak oleh keluarganya, meskipun telah direhabilitasi dari RSJ Menur dan dinyatakan sembuh. Keluarga tidak mau menerima dan meminta agar dinsos membawanya ke panti.
Padahal, menurut Minto, LT bisa berkomunikasi dengan baik, dan meminta agar dipulangkan ke kampung halamannya. Saat ini, LT masih berada di panti di Sidoharjo, sambil menunggu mediasi dari dinsos agar keluarga mau menerima kembali.
“Sangat miris, melihat keluarga menolak LT. Padahal, dia masih bisa berkomunikasi dengan baik, dan malah meminta pulang. Nggak mau dibawa ke panti,” terang Minto.
Untuk memberikan pengertian tentang pentingnya peran keluarga dalam proses penyembuhan pasien ODGJ, lanjut Minto, Dinsos telah membentuk tim kesehatan jiwa tingkat kabupaten baru-baru ini.
“Tim ini nantinya akan mengkoordinir tim kesehatan jiwa tingkat kecamatan, untuk melakukan pemeriksaan serta sosialisasi kepada masyarakat seputar penyakit jiwa atau ODGJ,” jelas Minto.
Selama ini, menurut Minto, tim baru melakukan sosialisasi tentang pentingnya memberikan perhatian dan kasih sayang hanya kepada keluarga pasien ODGJ.
“Dengan adanya kasus penolakan ODGJ oleh lingkungannya, ke depan misi tim kesehatan jiwa adalah memberikan sosialisasi menyeluruh, baik keluarga hingga masyarakat umum,” pungkasnya. (nurul jamilah/hei)