Kemenag Tuban Transformasi Dunia Pendidikan Melalui Penerapan Kurikulum Berbasis Cinta
- 08 September 2025 19:32
- Heri S
- Kegiatan Pemerintahan,
- 25
Tubankab – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban menegaskan komitmennya untuk mentransformasi dunia pendidikan madrasah melalui penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Inisiatif ini bertujuan untuk mencetak generasi ilmuwan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter empati, toleran, dan bertanggung jawab.
Komitmen ini disampaikan secara langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Tuban, Umi Kulsum, saat menutup secara resmi acara Pelatihan Pembelajaran Mendalam dan Kurikulum Berbasis Cinta di Aula PLHUT, Senin (8/9).
Acara yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah ini menandai puncak dari serangkaian pelatihan intensif yang berlangsung sejak 21 Agustus 2025.
Dalam arahannya, Umi Kulsum menekankan bahwa keberhasilan program ini tidak diukur dari seremonialnya, melainkan dari dampak nyata di lapangan.
"Hal terpenting yang menjadi kunci dari kegiatan ini adalah perubahan setelah diterapkan di madrasah. Saya meminta para Pengawas Madrasah untuk terus mengawal dan memantau implementasinya secara berkelanjutan,” tegas Umi Kulsum di hadapan para peserta.
Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dibangun di atas tiga pilar fundamental: cinta kepada Tuhan, cinta kepada diri sendiri dan sesama, serta cinta kepada ilmu pengetahuan dan lingkungan. Konsep ini memandang cinta bukan sekadar emosi, melainkan nilai transformatif yang mengintegrasikan pendidikan spiritual, emosional, dan sosial dalam setiap proses pembelajaran.
"Tanamkan sedikit demi sedikit pelajaran agama dan sejarah Rasulullah. Melalui pendekatan ini, kita dapat menciptakan anak-anak yang berkarakter luhur dan berakhlak mulia,” imbuh Umi Kulsum, yang juga memberikan materi Kebijakan Kementerian Agama dan Moderasi Beragama.
Ketua Pokjawas Madrasah Kabupaten Tuban, Muhajir, menjelaskan bahwa pelatihan dirancang dengan pendekatan komprehensif. Peserta tidak hanya menerima teori, tetapi juga langsung melakukan On The Job Learning (OJL) atau praktik implementasi di madrasah binaan masing-masing sejak 22 Agustus hingga 2 September.
"Alhamdulillah, madrasah menyambut positif inisiatif ini. Hari ini, para pengawas melaporkan hasil implementasi awal dari setiap jenjang, mulai dari RA, MI, MTs, hingga MA, yang menunjukkan antusiasme luar biasa dari para pendidik,” ungkap Muhajir.
Pelatihan ini juga diperkaya dengan materi dari para narasumber kompeten, termasuk A. Munif yang membahas kurikulum dan kesiswaan, serta Ulfa Hayati Muzayanah yang mendalami konsep OJL.
Pada akhirnya, tujuan besar dari KBC adalah melahirkan insan yang humanis, nasionalis, dan naturalis melalui sinergi Tri Pusat Pendidikan, yaitu madrasah, rumah, dan masyarakat. Inisiatif ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah langkah strategis untuk menjawab tuntutan zaman: mencetak generasi ilmuwan yang berpikir mendalam sekaligus bertumbuh sebagai pribadi yang penuh cinta dan welas asih. (dadang bs/hei)