Kenalkan Tuban Lewat Cerita Cinta dan Budaya : Perjalanan Susi dari ART hingga Penulis Buku
- 09 May 2025 15:14
- Yolency
- Umum,
- 41
Tubankab – Siapa sangka, dari tangan seorang perempuan sederhana asal Desa Tawun, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, lahir sebuah karya yang membawa nama Tuban menembus halaman-halaman sastra. Susi Lesthari, perempuan lulusan SD yang kini bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di Surabaya, berhasil menerbitkan buku keduanya yang mengambil latar di kota kelahirannya, Tuban.
Buku ini berkisah tentang Raden Nata, seorang pemuda yang mencintai gadis pujaannya sejak SMA dan akhirnya dipertemukan kembali di usia matang, 25 tahun. Namun, bukan hanya kisah cintanya yang menarik—latar Tuban yang menjadi panggung utama justru memberikan warna yang berbeda.
“Banyak novel memakai latar kota besar seperti Jakarta atau Bandung. Tapi kami ingin menunjukkan bahwa Tuban juga punya cerita, budaya, dan sejarah yang tak kalah menarik untuk dikenalkan pada khalayak luas,” ujar Susi, Jumat (09/05).
Dalam proses kreatifnya, Susi tidak sendiri. Ia dibantu oleh temannya, Iis, seorang konten kreator TikTok yang aktif mempromosikan karyanya. Kehadiran Iis membantu Susi dalam memperluas jangkauan karyanya dan menjangkau generasi muda lewat media sosial.
Menurut Susi, keindahan dan nilai-nilai lokal yang ada di Tuban belum banyak terekspos dalam karya sastra. Maka, ia memutuskan untuk menjadikan Tuban sebagai latar utama dalam buku keduanya, setelah sebelumnya sukses dengan cerita berlatar Surabaya.
Tak hanya itu, Susi juga menyisipkan refleksi sosial dalam cerita—mengangkat berbagai dinamika masyarakat yang seringkali luput dari perhatian. “Saya ingin mengajak pembaca untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan lebih peka terhadap keadilan,” tambahnya.
Sebagai warga asli Tuban, Susi menyampaikan rasa bangganya atas kemajuan yang terus dialami kota ini. Ia berharap bukunya bisa menjadi inspirasi bagi pemuda-pemudi Tuban untuk lebih aktif dan kreatif, demi kemajuan bersama.
“Kota yang hebat bukan hanya yang punya banyak fasilitas, tapi juga yang masyarakatnya bergerak dan berkarya. Lewat buku ini, saya ingin berkontribusi mengenalkan Tuban ke seluruh penjuru,” pungkasnya. (dadang bs/hei)