Foto : Kasek (SMK) Negeri Rengel, Tri Erni Hudayah (ketiga dari kiri) saat terima penghargaan pada ajang Anugerah Literasi Internasional dan Tour Aksara. (ist)

Kepala SMK Negeri Rengel Raih Penghargaan Pada Ajang Anugerah Literasi Internasional dan Tour Aksara

  • 05 July 2024 16:19
  • Heri S
  • Umum,
  • 657

Tubankab - Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Rengel, Tri Erni Hudayah, S.Pd., M.Pd., mendapatkan penghargaan pada ajang Anugerah Literasi Internasional dan Tour Aksara. Ia bersama 24 orang lainnya mendapatkan penganugerahan sebagai Writervator terpilih di Kuala Lumpur saat perjalanan literasi ketiga negara pada 24-30 Juni 2024 lalu.

Tri Erni Hudayah berkisah, sebelumnya telah melewati berbagai kegiatan literasi. Pada 2020 silam, melalui Forum Indonesia Menulis, ia dinobatkan menjadi Guru Motivator Literasi yang karyanya masuk dalam buku bertajuk “Guru Limited Edition : Jejak-jejak Inspiratif Menjadi Guru Kelas Dunia”.

Selanjutnya, di tahun 2022, ia kembali berpartisipasi dalam buku berjudul “Seribu Bait Cinta Sang Guru” dan tahun 2023 karyanya kembali terpilih sebagai pemenang melalui buku bertajuk “Senandung Merdeka Sang Pendidik Bangsa”. Puncaknya, guru energik yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala SMK Negeri Trucuk, Bojonegoro ini terpilih sebagai Writervator Indonesia dengan karyanya “The Writer Travelling” Melangkah Dengan Cinta, Bercerita Dengan Karya.

Berkat kepiawaiannya dalam menulis, Tri Erni Hudayah berhasil melaju ke literasi Internasional Tour Aksara tiga (3) negara, yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand.

“Sesuai judulnya, Tour Aksara, maka di sana tidak hanya traveling saja tapi juga menulis serta seminar bersama dengan "Dik Doank" dan berbagi literasi dengan Tony Cihuy pemenang Got Talent yang berdongeng dengan bonekanya,” ungkapnya, Jumat (05/07).

Berdasarkan penjelasannya, Tour Aksara tidak hanya tentang kunjungan ke destinasi menarik, melainkan juga memberikan pengalaman menulis yang berkesan. Dengan pendampingan menulis pra-tour, kunjungan ketiga negara, dan pendampingan menulis perjalanan, peserta akan menciptakan karya inspiratif berdasarkan pengalaman internasional mereka. Momen puncak dalam rangkaian program Tour Aksara adalah acara Anugerah Literasi Internasional tahun 2024.

Beberapa destinasi yang dikunjungi dalam Tour Aksara antara lain Red Square, Bukit St Paul, Benteng Famosa, dan Kapal Cruise di Malaysia. Dari Malaysia, perjalanan dilanjutkan ke Singapura untuk mengunjungi Patung Singa, Victoria, Jewel Changi, Masjid Temenggong Daeng Ibrahim hingga Universal Studio di Pulau Sentosa.

Dari Singapura, tambahnya, rombongan kembali bertolak ke Kuala Lumpur untuk penganugerahan literasi internasional kemudian melanjutkan tur ke Petronas, sekolah internasional Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), dan National Planetarium (museum antariksa). Kemudian, perjalanan berlanjut ke Batu Caves di Selangor dan berakhir di Genting Highland yang terletak di kawasan Pahang.

Dari Malaysia, perjalanan berlanjut ke Thailand. Lokasi yang dikunjungi meliputi Hat Yai, Samila Beach, Cham Puak Camp, Masjid Songkhla, dan berakhir di Floating Market.

“Rasanya tak cukup kata untuk menggoreskan pena, karena banyak kata yang tak terpuisikan dan banyak kalimat yang tak terprosakan. Hanya satu kalimat pasti, hasil tak pernah mengkhianati proses,” tandasnya.

Bagi perempuan berkacamata ini, literasi selalu berevolusi sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Literasi yang dulu hanya sebuah kemampuan membaca dan menulis, saat ini sudah banyak digunakan dalam arti yang lebih luas bahkan sudah merambah pada praktik kultural terkait dengan masalah-masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Hakikat literasi saat ini berkembang meliputi memahami, menggunakan, menganalisis, bahkan mentransformasi teks yang semuanya merujuk pada kompetensi yang lebih dari sekadar membaca dan menulis.

Menurut pandangannya, literasi menjadi sarana yang sangat baik untuk mengeksplorasi nilai-nilai, norma, dan etika dalam berbagai konteks sosial. Untuk itu, ia ingin mengembangkan literasi tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga masyarakat luas.

“Pentingnya literasi dalam kemajuan bangsa saat ini belum bisa dipahami dengan baik. Masyarakat di berbagai belahan dunia masih menghadapi tantangan-tantangan terkait literasi seperti tanggap melek huruf yang masih rendah,” tuturnya.

Ia menekankan pentingnya peran keluarga, sekolah dan masyarakat dalam mempromosikan literasi. Literasi keluarga dapat dikembangkan dengan membentuk kebiasaan membaca sejak usia dini, yang akan dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan minat bacanya. Keluarga juga dapat memberikan akses ke berbagai bahan bacaan yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk membaca yang berperan membantu dalam melibatkan tugas literasi.

Kecintaannya pada literasi didasari pemahaman bahwa hal ini merupakan keterampilan penting yang bisa membentuk dasar bagi pembelajaran sepanjang hayat. Diakuinya tidak mudah untuk mengembangkan literasi, namun ia meyakini meski jasad sudah tiada, akan tetap dikenang melalui karya.

Di sekolah, Erni, begitu ia biasa disapa, juga mengembangkan literasi untuk guru dan siswa hingga membentuk antologi buku karya guru dan siswa. Ia berharap, literasi di Tuban juga bisa mendapatkan perhatian lebih, karena bisa dikembangkan untuk kemajuan daerah.

“Karena dengan berliterasi, membaca dan menulis, kita bisa menggenggam dunia,” pungkasnya. (yeni dh/hei)

comments powered by Disqus