Kerajinan Miniatur Barang Antik Warga Grabagan, Tembus Pasar Internasional
- 08 November 2021 19:25
- Heri S
- Umum,
- 1791
Tubankab - Seorang pengrajin kuningan di Kabupaten Tuban piawai membuat miniatur barang antik yang memiliki nilai seni tinggi.Bahkan, hasil karyanya tersebut mampu menembus pasar internasional.
Adalah Agus Saiful, warga Dusun Ngenul, Desa Grabagan, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Ia adalah seorang pengrajin kuningan dan hanya berbekal keahlian yang diperoleh saat masih bekerja di Gresik. Selepas keluar dari pekerjaannya, ia mencoba menekuni usaha pembuatan miniatur barang antik yang bernilai seni tinggi itu.
Pria 36 tahun ini hanya bermodalkan peralatan sederhana untuk membuat barang antik tersebut, seperti alat sablon, cetakan, alat plong, air keras dan juga lembaran kuningan sebagai material utama. Dalam sehari, ia bisa memproduksi ratusan miniatur barang antik.
Usaha yang dirintisnya sejak 9 tahun yang lalu itu tidak hanya mampu menembus pasar domestik. Namun, hasil karyanya tersebut mampu menembus pasar internasional.
Usaha yang digelutinya ini sama sekali tidak terdampak pandemi Covid-19 dan permintaan barang cukup stabil. Ini berbeda dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan usaha lainnya yang lesu akibat pandemi, bahkan sampai gulung tikar.
Dalam kurun waktu sebulan, Agus mengaku mampu menjual hingga ratusan miniatur barang antik dengan omzet puluhan juta rupiah. Produk andalannya, di antaranya miniatur karakter tokoh wayang dan keris.
"Satu bulan sekali kami kirim dengan jumlah sekitar 500 kodi dan yang sering dipesan bentuk adalah miniatur barang antik berbentuk semar dan keris," jelas Agus saat ditemui di rumahnya, Senin (08/11).
Bagaimana pemasarannya ? Agus mengaku memasarkan melalui relasinya yang ada di Surabaya. Sejurus kemudian, barang tersebut dipasarkan ke luar daerah hingga ke luar negeri.
"Sistemnya saya jual ke teman yang ada di Surabaya, nanti dia yang jual lagi ke konsumennya yang ada di Jogja, Kalimantan, ada juga yang ke Brunei serta Malaysia," katanya.
Dalam proses pengerjaan, selama ini Agus hanya dibantu istrinya, mulai dari pembuatan pola, pemotongan hingga finishing.
Melihat potensi pasar yang menjanjikan, Agus berencana mengembangkan keahliannya dengan memproduksi gantungan kunci dengan material berbahan dasar kuningan.
"Rencananya, bikin gantungan kunci. Sebab ada beberapa konsumen yang pesan. Namun untuk saat ini belum, karena waktu dan tenaga yang terbatas," pungkasnya. (chusnul huda/hei)