Foto : Masyarakat sekitar komplek makam Sunan Bonang sedang ambil bubur Suro untuk takjil. (chusnul)

Khasiat Bubur Suro, Bubur Peninggalan Sunan Bonang

  • 27 April 2021 17:00
  • Heri S
  • Umum,
  • 2182

Tubankab - Selama bulan Ramadan di komplek Makam Sunan Bonang, tepatnya di depan Masjid Astana, setiap sore jelang Ashar masyarakat sekitar atau peziarah antre mendapatkan bubur Suro Sunan Bonang.

Bubur yang konon merupakan kuliner warisan turun temurun sejak zaman dulu itu, hingga kini masih dilestarikan selama bulan Ramadan.

Ridwan, salah satu juru masak bubur suro Sunan Bonang mengisahkan, bubur Suro ini merupakan perpaduan resep cita rasa ala Timur Tengah.

"Adanya hanya selama bulan puasa saja, setiap hari jadi takjil bagi warga masyarakat sekitar dan para peziarah Makam Sunan Bonang," jelasnya, Selasa (27/04).

Untuk resepnya, ia menerangkan terdiri dari rempah-rempah seperti daun jeruk, serai, laos, jahe, kunir, kencur, garam, kayu manis dan santan dari kelapa tua serta beberapa resep lainnya yang tidak disebut.

"Setiap hari kita masak dalam 2 loyang wajan besar, setiap wajan berisi 6 kilogram, yang dimasak selama kurang lebih 3 jam dengan kayu bakar," ceritanya. 

Ali Tamam, keamanan makam Sunan Bonang menambahkan, bubur ini dibuat untuk takjil para tamu makam atau musafir dan warga sekitar.

"Istimewanya ada bumbu kebuli ala Timur Tengah, itu sudah ada dari dulu sejak saya belum lahir," imbuhnya.

Adapun khasiatnya, Ali Tamam mengaku jika berbuka puasa dengan bubur ini badan akan terasa hangat dan jika dibuat takjil dimakan sebelum berbuka puasa diperut juga adem.

"Dalam 1 bulan selama Ramadan, yayasan telah menyiapkan anggaran Rp 25 juta dari dana kas untuk bubur suro Sunan Bonang ini," ungkapnya.

Anggaran itu meliputi, 12 kilogram beras bubur setiap hari, daging sapi, balungan sumsum, bumbu dan operasional. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus