Foto : IIKNU Tuban saat gelar Pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 2022 di Balai Desa Mandirejo. (chusnul)

KKN Tematik IIKNU Fokus pada Pengentasan Stunting dan ODF

Tubankab - Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban menggelar Pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik 2022 di Balai Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Senin (18/07).

Pembukaan KKN dengan mengambil tema 'Upaya dan Kerja Nyata dalam Peningkatan Kesadaran Hidup Sehat' itu diikuti sedikitnya 275 mahasiswa.

Rencananya ada 13 desa di Kecamatan Merakurak yang akan ditempati KKN mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Tuban.

Tampak hadir dalam giat tersebut jajaran rektor dan dosen, Forkopimcam Merakurak dan para Kades yang desanya akan ditempati KKN selama 14 hari tersebut.

Rektor IIKNU Tuban, Miftahul Munir menjelaskan, Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. "Pengabdian kepada masyarakat salah satunya dengan KKN. Tahun ini kita fokus pemberdayaan tentang kesehatan," ucapnya.

Sehingga, kata dia, nantinya setiap desa akan dilakukan analisis, masalah kesehatan masing-masing desa apa saja. Sebab setiap desa berbeda masalahnya. "Sejak adanya Covid-19, masyarakat periksa ke Puskesmas atau faskes meningkat. Sehingga paradigma kesehatan perlu diberdayakan dan diluruskan," timpalnya.

Jadi harapannya, KKN ini nantinya bukan hanya rekomendasi, tapi juga solusi yang harus dipikirkan bersama.

Adapun sasaran KKN, pihaknya akan bekerjasama dengan 13 desa, yakni Temandang, Tlogowaru, Sembungrejo, Senori, Borehbangle, Tuwiri Kulon, Tuwiri Wetan, Tahulu, Tegalrejo, Bogorejo, Sumberjo, Sendanghaji, dan Sumber.

Menanggapi hal itu, Camat Merakurak, M. Mustakim sangat mendukung KKN di 13 desa di Kecamatan Merakurak, khususnya bidang kesehatan masyarakat. "Kami berharap fokus KKN Tematik IIKNU di wilayah Merakurak pada pengentasan stunting dan open defecation free (ODF)," harapnya.

Sebab, diakuinya, angka ODF di Merakurak masih peringkat ketiga dari bawah di antara 20 kecamatan di Kabupaten Tuban. Sehingga diharapkan bisa mendorong masyarakat dan menambah desa ODF.

"Di Merakurak baru dua desa yang sudah ODF, yaitu Kapu dan Temandang, sisanya belum ODF," timpalnya.

Penyebabnya, tambah Mustakim, karena banyak sungai wilayah Merakurak secara geografis, sehingga masyarakat memilih buang hajat di sungai, meskipun kadang di rumahnya sudah ada jamban.

"Tolong dorong masyarakat BAB pada tempatnya, demi mengurangi jumlah desa ODF atau buang air besar sembarangan," pintanya.

Terkait stunting, kata Mustakim, sejalan dengan program Pemkab Tuban guna menurunkan angka stunting yang saat ini masih pada kisaran angka 11,64 persen.

"Edukasi stunting sejak usia sebelum nikah sudah sering kita lakukan bersama kader desa dan KUA. Dan mahasiswa KKN ini juga diharapkan punya peran itu," tutupnya. (chusnul huda/hei)

comments powered by Disqus