KONI TUBAN INGIN KUATKAN PONDASI KEPENGURUSAN
- 27 September 2017 10:49
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 368
Tubankab - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) cabang Tuban ingin menguatkan pondasi kepengurusan. Pasalnya, organisasi tersebut pernah lama tidak terurus, sehingga butuh perhatian agar bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
“Secara umum prestasi olahraga di Tuban masih sangat butuh perhatian. KONI Tuban pernah tidak terurus, dan sekarang kita kuatkan pondasi di kepengurusan,” ungkap Ketua Harian KONI Cabang Tuban Nur Khamid, MPd saat dimintai keterangan oleh wartawan di sela-sela kesibukannya, Rabu (27/09).
Khamid menuturkan, perhatian dari seluruh elemen sangat dibutuhkan dalam perkembangan olahraga di Tuban, mulai dari pengurus KONI sendiri, para guru olahraga, pemerintah, serta peran aktif masyarakat.
Kendati demikian, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban ini mengungkapkan kebanggaan tersendiri pada cabang olahraga gulat, lantaran dalam dua perhelatan terakhir mampu meraih medali terbanyak untuk Tuban dalam ajang Porprov.
“Porprov merupakan tolok ukur dari Pemkab Tuban yang telah mengucurkan dana cukup besar, sehingga pertanggungjawabannya adalah ranking kita di Porprov. Pemkab tidak minta PON yang dijadikan tolok ukur, namun cukup Porprov,” beber Khamid.
Dari apa yang disampaikan, Khamid juga mengatakan pihaknya akan me-launching Pusat Pelatihan Cabang (Puslatcab) Kabupaten Tuban guna menghadapi Porprov Jawa Timur 2019. Hal ini dilakukan karena prestasi Tuban di ajang tersebut menurun satu tingkat dari tahun-tahun sebelumnya.
“Semua harus bergerak dan berperan. Kita tidak akan berhasil kalau tidak ada kesungguhan dari cabor-cabor yang ada dalam rangka melaksanakan fungsinya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, mulai dari sekarang cabor-cabor harus berpikir apa yang dilakukan adalah untuk Porprov 2019 mendatang. Kalau tidak, sambung Khamid, maka olahraga di Tuban tidak akan mengalami kemajuan.
Selain itu, Khamid juga menuturkan, untuk mengembangkan olahraga, khususnya di Tuban, harus mengedepankan konsep mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga, serta tidak langsung menuju olahraga prestasi.
“Konsep berpikirnya sederhana, kalau masyarakat sudah minded dengan olahraga, mereka merasa sudah bisa sehat melalui olahraga, maka kita tidak akan kesulitan memupuk anak-anak kita untuk berprestasi, karena mereka sudah minded dengan olahraga,” tutup mantan guru olahraga SMPN 1 Soko ini. (nanang wibowo/hei).