Melongok Masjid Muhdhor, Salah Satu Masjid Tertua di Tuban
- 25 March 2024 15:22
- Heri S
- Umum,
- 831
Tubankab - Sebagai salah satu saksi sejarah perkembangan Islam di Tanah Air dan memiliki julukan Tuban Bumi Wali, Kabupaten Tuban memiliki banyak sekali masjid yang telah berusia puluhan bahkan ratusan tahun.
Salah satu masjid tertua yang ada di Kabupaten Tuban adalah Masjid Muhdor yang berada di Jalan Pemuda Kelurahan Sidomulyo. Mendengar nama Masjid Muhdor, pasti akan teringat dengan tradisi bubur muhdor yang dibagikan masjid tersebut secara gratis setiap bulan suci ramadhan. Jika tradisi tersebut tercatat dimulai sejak 1937, maka Masjid Muhdor telah berdiri lebih lama dari itu.
Imam Masjid Muhdor Agil Abunumai menceritakan, masjid yang memiliki arsitekur khas ini dibangun sekitar tahun 1900. Awalnya, masjid ini merupakan langgar wakaf dari masyarakat setempat. Kemudian Habib Abdul Qadir Alwi Assegaf yang merupakan ulama besar kala itu mengubahnya menjadi masjid. Habib yang berasal dari Hadramaut Yaman ini sering menggelar pengajian bersama para keturunan Arab dan masyarakat di sana.
“Selain salat 5 waktu, setiap habis Magrib untuk kajian Alquran, mengaji kitab, dan kegiatan keagamaan, seperti perayaan Maulud Nabi, Nisfu Sha’ban, 10 Muharram (Assyura), serta tradisi atau pengajian awal tahun dan akhir tahun, yang merupakan budaya dari Yaman,” jelas Agil.
Jika dilihat, bangunan bagian depan masjid Muhdhor hampir sama dengan masjid Astana yang ada di area makam Sunan Bonang. Pembangunan tahap kedua adalah perluasan yang diperkirakan sudah 150 tahun, dan tahap ketiga dibangun tahun 1980.
Meski telah banyak direnovasi untuk bangunan kedua dan tiga, bangunan sisi depan masih dipertahankan hingga saat ini. “Bisa kita lihat dari keramik, pintu, dan gantungan lampu minyak di langit-langit ini,” ungkap Agil sambil menunjukan keberadaan gantungan lampu minyak.
Masjid ini bisa menampung hingga 1.500 jemaah. Adapun nama Muhdor dipilih untuk mengenang nama pemilik tanah wakaf.
Agil yang merupakan imam generasi ketiga ini juga mengungkap fakta unik, yaitu imam dari masjid ini memang dipertahankan secara turun-temurun. Hingga kini sudah 3 generasi imam.
Di dalam masjid ini, kita juga akan menjumpai Alquran cetakan lama sekitar tahun 1950. ”Tapi kebanyakan tertulis wakaf tahun 1950 bukan cetakan Indonesia,” tutupnya.
Namun, Agil mengatakan, ada rencana masjid ini untuk dibongkar karena usia bangunan yang sudah lapuk dimakan usia. “Untuk bagian depan aja, soalnya udah mau ambruk,” tutupnya. (nurul jamilah/hei)