MEMBUMIKAN ALQURAN DI BUMI WALI

Tubankab - Membumikan Alquran di Bumi Wali julukan Kota Tuban melalui Taman Pendidikan Alquran (TPA) menjadi salah satu harapan Bupati Tuban H. Fathul Huda. Hal ini dinyatakan dalam acara Nuzulul Quran Pemkab Tuban di Pendopo Kridho Manunggal Tuban, kemarin petang.

Melalui Peraturan Daerah tentang Akhlakul Karimah yang telah disahkan, diwujudkan dengan aturan tentang kewajiban memiliki ijazah TPA bagi siswa yang akan masuk ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini menurut orang nomor satu di Kabupaten Tuban ini adalah untuk memutus generasi yang jauh dari ajaran Alquran dan menciptakan generasi Qurani yang dapat membawa kemaslahatan di Bumi Wali.

“Kita perlu memutus generasi ini, dan menciptakan generasi penerus yang semakin baik sesuai ajaran Alquran,” ujar Bupati Huda.

Hal ini, kata bupati, tentu mengingatkan tentang makna penting dari Nuzulul Quran, saat diturunkannya wahyu kepada Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya membaca, baik yang tersirat maupun tersurat. Tetapi, manusia dituntut bukan hanya untuk membaca, tetapi juga mengerti dan mengamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Alquran.

Jika mengingat kunjungan ke keluarga miskin beberapa waktu lalu, bupati merasa miris dengan banyak ditemukannya masyarakat Tuban yang tidak hanya ‘fakir’ secara ekonomi, tetapi juga dalam spiritualnya. Bahkan, banyak ditemui orang dengan usia lanjut yang baca syahadat saja tidak bisa, apalagi menjalankan salat.

”Banyak pula yang tidak faham akan kehidupan setelah kematian kelak, apalagi tentang surga dan neraka,” lontarnya.

Oleh karena itu, terang bupati, dukungan masyarakat Tuban untuk menciptakan generasi yang lebih baik sangat dibutuhkan. Bupati berharap partisipasi aktif berbagai organisasi kemasyarakatan, keagamaan dan juga masyarakat pada program-program pengentasan kemiskinan, baik miskin ekonominya atau spiritualnya.

Hal senada diungkapkan Habib Achmad Jamal bin Thoha Ba’agil dari Malang yang menjadi pembicara dalam acara tersebut. Menurutnya, memahami Alquran sangat penting sebagai bekal menjalani hidup saat ini, terutama dari ancaman liberalisme yang berujung pada atheisme.

Diturunkannya Alquran saat Ramadan, ujar Habib, menjadikan bulan ini semakin istimewa, terutama pada 10 malam terakhir, di mana terdapat malam Lailatul Qodar, satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan.

Menurut Habib, tetapi ada 6 golongan yang tidak akan pernah mendapatkan Llailatu Qodar yaitu, musyrik atau menyekutukan Allah SWT, sombong, pemutus tali silaturahim, durhaka kepada orangtua, tidak rukun sesama muslim dan suka menyalahkan orang lain tentang ajaran yang dianutnya.

Acara Nuzulul Quran ini dihadiri oleh Jajaran Forum Koordinasi Pempinan Daerah, ulama, tokoh agama dan masyarakat serta pegawai di lingkungan Pemkab Tuban. (dadang setiawan/hei)

comments powered by Disqus