Meski Musim Kemarau, Hujan Masih Sering Turun di Tuban, Ini Penjelasan BMKG Tuban
- 21 May 2025 14:24
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 105
Tubankab - Meski wilayah Kabupaten Tuban resmi memasuki musim kemarau sejak April 2025, masyarakat di beberapa wilayah masih sering mendapati hujan turun dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengapa hujan masih terjadi padahal musim kemarau seharusnya identik dengan cuaca kering dan minim curah hujan.
Terkait fenomena tersebut, Prakirawan BMKG Tuban, Nur Syamsi Muhammad Alfian, menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh gangguan atmosfer yang aktif di sekitar wilayah Jawa Timur, sehingga cuaca tidak sepenuhnya kering seperti biasanya pada musim kemarau.
“Untuk wilayah Tuban sendiri sebenarnya sudah memasuki musim kemarau, namun karena bersamaan dengan adanya gangguan atmosfer yang sedang terjadi sehingga menyebabkan hujan masih turun dalam beberapa hari belakangan ini,” ujarnya kepada reporter tubankab.go.id, Rabu (21/05).
Menurut keterangannya, gangguan cuaca yang dimaksud meliputi fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby dan Kelvin, daerah bertekanan rendah di sekitar Sumatera dan Jawa, serta wilayah konvergensi di sekitar Laut Jawa.
Sebagai informasi, Madden-Julian Oscillation (MJO) adalah pola pergerakan awan dan curah hujan yang bergerak perlahan dari barat ke timur di daerah tropis, yang dapat memicu peningkatan aktivitas hujan. Sedangkan Gelombang Rossby dan Kelvin merupakan gelombang atmosfer yang memengaruhi pergerakan dan pertumbuhan awan hujan di wilayah tropis. Selain itu, daerah bertekanan rendah di sekitar Sumatera dan Jawa serta wilayah konvergensi, yaitu daerah pertemuan angin yang mendukung pembentukan awan, juga turut berperan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan di Jawa Timur, termasuk Tuban.
“Fenomena-fenomena ini menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang akhirnya berdampak ke wilayah Jawa Timur, termasuk Tuban,” tandasnya. (yavid rp/hei)