MINTO : JANGAN BERSIKAP APATIS TERHADAP ANJAL
- 25 January 2018 14:44
- Yolency
- Kegiatan Pemerintahan,
- 752
Tubankab - Banyaknya anak jalanan (anjal) yang dijumpai berkeliaran di sekitar Kota Tuban dan cukup menggangu aktivitas lalu lintas, diduga sebagian besar bukan warga Tuban. Banyak di antara mereka datang dari berbagai daerah, yang kebetulan memiliki teman dan berkumpul di Tuban.
“Kita tetap berupaya dalam penanganan anjal ini, di samping diberi pembinaan, ada yang kita pulangkan ke orangtuanya, seperti anak sekolah dan perempuan di bawah umur. Untuk yang dari luar Tuban itu, kita pulangkan ke Dinas Sosial setempat agar ditindaklanjuti,” ujar Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Dinsos dan P3A) Kabupaten Tuban Minto Ichtiar kepada wartawan di sela-sela kesibukannya, Kamis (25/01).
Minto menuturkan, fenomena yang terjadi saat ini bukan hanya sekadar anjal, melainkan anak punk. Menurutnya, mereka mendifinisikan punk sebagai anti kemapanan.
Data dari Dinsos dan P3A kabupaten Tuban menyebutkan, terdapat 30 anak yang diberi pembinaan di rumah perlindungan sosial dan kebanyakan dari mereka merupakan anak dari keluarga broken home. Di rumah perlindungan sosial tersebut, ujar Minto, sudah terdapat pekerja sosial dan psikolog yang diberdayakan oleh Pemkab untuk memberi pembinaan pada anjal dan anak punk.
Masih menurutnya, kendala terbesar yang dihadapi oleh pemerintah dalam menangani masalah anjal dan anak punk, yakni terkait sarana dan prasarana. Sebab, dalam rumah perlindungan sosial, tidak hanya anjal dan anak punk. Namun juga, korban tindak kekerasan dan gelandangan. Sehingga, lanjutnya, tidak bisa dicampur karena akan mengganggu.
“Kalau dari Satpol PP sendiri menghendaki adanya efek jera, namun kami tidak bisa membina secara lama,” beber Minto.
Kendati demikian, Minto mengaku dari anak yang pernah dibina oleh Dinsos dan P3A, secara keseluruhan tidak ada yang pernah kembali lagi menjadi anjal. Kalaupun ada, mereka merupakan anak lain lagi, bukan orang yang sama.
Di samping upaya pembinaan dan penertiban yang terus dilakukan oleh pemerintah, serta memberi perhatian khusus bagi anak yang asli Tuban, Minto juga mengimbau masyarakat untuk ikut peduli dengan para anjal, dan tidak bersikap apatis terhadap mereka.
“Kalau masyarakat tidak berani menegur, masyarakat bisa melapor ke pihak berwajib atau Dinas Sosial,” imbau Minto (nanang wibowo/hei)