SISWA SLB PUN BISA “UNJUK GIGI”, TOREHKAN PRESTASI

  • 07 March 2016 13:53
  • Yolency
  • Umum,
  • 1941

Tubankab – Sekolah Luar Biasa (SLB) tidak selalu ketinggalan dengan sekolah umum atau bahkan tak mampu menorehkan prestasi. Siswa-siswa SLB juga mampu meraih prestasi yang luar biasa, bahkan bisa mengalahkan anak sekolah umum.

Setidaknya, hal itu yang ditunjukkan para siswa berkebutuhan khusus di bawah naungan SLB yang berada di Kabupaten Tuban. Drs. H. Hendro Yulianto, MM.Pd, selaku Kepala Sekolah SDLB Negeri dan SMPLB Negeri Tuban, saat dijumpai di kantornya mengatakan, sekolahnya merupakan satu-satunya sekolah negeri yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Tuban, mulai dari tuna netra, tuna rungu, tuna grahita dan juga ada anak autis. “Di sekolah kami juga disediakan asrama untuk anak-anak yang dari luar kota dan ada 12 anak penghuni asrama,” terang Hendro, kepada reporter Tubankab, Senin, (07/03).

Saat disinggung terkait prestasi ABK di bawah naungan SLB Negeri ini, Hendro mengatakan, pada 2012, siswanya atas nama Andy Setyo Nugroho (siswa tunarungu), asal Kecamatan Rengel, pernah meraih juara pertama robotik dan juara dua sumo robotik tingkat nasional di Jakarta, dan berhasil menyisihkan anak-anak normal lainnya. “Itu suatu kebanggaan luar biasa bagi almamater pada khususnya dan Kabupaten Tuban pada umumnya. Bahkan, pada 2014, sekolah kami juga mendapatkan penghargaan khusus tingkat Provinsi Jawa Timur, sebagai sekolah lingkungan sehat,” terangnya.

Namun, lanjut Hendro, sebenarnya banyak siswa dari luar kecamatan yang ingin bersekolah di SLB Kota Tuban, namun karena terlalu jauh, akhirnya mereka membatalkannya. Oleh karena itu, pihaknya berharap untuk SLB di Kabupaten Tuban bisa ditambah lagi atau mendirikan SLB di kecamatan-kecamatan. “Karena adanya SLB masih di kota, untuk di kecamatan selama ini belum ada, padahal ABK yang dari pelosok kecamatan juga ada,’’ pintanya.

Sementara itu, Rahma, salah seorang tenaga pengajar saat ditemui di kelasnya mengungkapkan, proses kegiatan belajar mengajar siswa berkebutuhan khusus harus selalu didampingi gurunya. Rata-rata 1 kelas terdapat 9-12 anak yang setiap hari dibimbing menulis dan membaca. ” Yang jelas, prosesnya tidak sama dengan anak sekolah pada umumnya,”, ungkap ibu guru yang sudah mengabdikan diri di SLB selama 20 tahun ini.

Dari data yang diperoleh terkait jumlah siswa untuk tingkat SDLB Negeri sebanyak 90 siswa, SMPLB Negeri 30 siswa, TKLB 30 siswa dan SMALB 15 siswa, dengan jumlah tenaga pengajar dan pembimbing 20 Guru (15 PNS dan 5 Non PNS). (nul/hei)

comments powered by Disqus