Foto : Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Tuban Desindra Deddy Kurniawan. (dok)

November Diperkirakan Mulai Musim Hujan, Potensi El Nino Terjadi di Akhir Tahun

Tubankab - Stasiun Meteorologi BMKG Tuban memprediksi awal musim hujan akan terjadi pada November mendatang.

Menurut Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Tuban Desindra Deddy Kurniawan, Jumat (14/09), awal musim hujan di wilayah Kabupaten Tuban diperkirakan dominan terjadi pada November, Dasarian III. 

“Pengecualian untuk Kecamatan Parengan, Soko, Rengel, Grabagan, Semanding bagian tengah hingga selatan, Plumpang dan Widang, yang diperkirakan di Dasarian II. Kalau untuk sifat musim hujan ada pada kondisi normal,” jelasnya.

Sementara itu, untuk potensi terjadi El Nino di 2018, akan berlangsung pada akhir tahun. Meskipun terjadi El Nino, kategori yang muncul cukup rendah. Masyarakat diminta untuk tidak khawatir.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, sebab dampak yang ditimbulkan nantinya tidak terlalu berpengaruh. Artinya, pada Desember mendatang masih masuk dalam musim hujan, dampak El Nino hanya pada pengurangan volume hujan” katanya.

Untuk saat ini, Tuban masih dalam puncak musim kemarau, dengan volume hujan di bawah 10 milimeter. Kondisi ini menunjukkan Tuban ada dalam kondisi sangat kering. “Meski beberapa hari sempat terjadi hujan di beberapa daerah, hal tersebut bisa saja terjadi, tetapi intensitasnya sangat kecil,” pungkasnya.

Diketahui, El Nino merupakan suatu fenomena perubahan iklim secara global yang diakibatkan memanasnya suhu di permukaan air laut Pasifik bagian timur.

Awal proses terjadinya El Nino adalah adanya peningkatan suhu yang berada di perairan pasifik bagian timur dan tengah. Hal ini akan meningkatkan suhu kelembaban pada atmosfer yang berada di atas perairan tersebut.

Setelah terjadinya pemanasan suhu yang berada di perairan pasifik bagian tengah dan timur, serta menimbulkan kelembaban di atmosfer yang ada di atasnya, maka peristiwa tersebut mendorong terjadinya pembentukan awan dan akan meningkatkan curah hujan yang berada di kawasan tersebut.

Setelah proses pembentukan awan, maka di bagian barat Samudera Pasifik akan mengalami tekanan udara yang meningkat. Hal ini akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan di bagian timur Indonesia. Ini juga yang mengakibatkan di beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan curah hujan yang dikatakan jauh dari normalnya. (nurul jamilah/hei)

comments powered by Disqus