Foto : Masyarakat Desa Penambangan saat ikuti program inovatif bertajuk Panyaman. (ist)

Panyaman: Anyaman Lontar dari Penambangan untuk Ekonomi Kreatif Desa

  • 14 September 2025 18:35
  • Heri S
  • Umum,
  • 21

Tubankab– Semangat pemberdayaan masyarakat terus tumbuh di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding. Melalui program inovatif bertajuk Panyaman (Penambangan Anyaman), warga desa setempat kini mulai mengubah daun lontar—yang sebelumnya kerap dianggap limbah—menjadi karya bernilai jual tinggi.

Program Panyaman digagas oleh Dicky Putra Bagus Pradana, Kepala Dusun Cungkup. Dengan arahan serta dukungan penuh dari Kepala Desa Penambangan, Karmani, ia menginisiasi pelatihan sekaligus peluncuran produk anyaman daun lontar sebagai wujud nyata kepedulian terhadap peningkatan ekonomi warga.

Selama tiga hari, 12–14 September 2025, sebanyak 20 peserta dari berbagai kalangan, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti pelatihan anyaman daun lontar di Pendopo Desa Penambangan. Rangkaian kegiatan kemudian ditutup dengan peluncuran perdana produk anyaman warga di Pasar Kawak Randu Gedhe, Minggu (14/9).

Bagi Dicky, Panyaman lahir dari keresahan sederhana : melihat potensi desa yang belum tergarap. “Daun lontar selama ini hanya dibiarkan menjadi sampah. Padahal, jika dikelola dengan serius, bisa menjadi produk bernilai jual tinggi sekaligus membuka peluang usaha baru. Inilah yang mendorong saya untuk mengajak masyarakat bersama-sama bergerak,” jelasnya.

Lebih jauh, Dicky menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal kerajinan, tetapi juga pemberdayaan dan kebanggaan warga. “Saya ingin masyarakat Penambangan punya karya yang bisa dikenalkan keluar desa. Harapan saya, Panyaman bukan hanya menjadi produk lokal, tapi juga identitas desa kami,” tambahnya dengan penuh semangat.

Kepala Desa Penambangan, Karmani, menegaskan bahwa Panyaman sejalan dengan cita-cita desa untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. “Harapan kami, program ini dapat membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak, baik komunitas lokal maupun mitra yang lebih luas. Salah satunya adalah dengan komunitas Kalapijar, yang diharapkan mampu memperkenalkan Desa Penambangan kepada masyarakat luas,” ungkapnya.

Dengan adanya Panyaman, Desa Penambangan kini menatap masa depan sebagai calon sentra kerajinan lontar di Kabupaten Tuban. Dari yang semula dianggap sampah, daun lontar kini hadir sebagai simbol kreativitas, ekonomi kreatif, dan harapan baru.

Apresiasi juga datang dari Sekretaris Camat Semanding, Dwi Putri Novianie, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Ia menuturkan bahwa kehadiran Panyaman merupakan langkah penting dalam mengangkat potensi desa sekaligus menjaga kearifan lokal.

“Kalau harapan kami, dengan hadirnya Panyaman menjadi wujud komitmen untuk mengangkat kearifan lokal, khususnya pemanfaatan daun lontar yang sejak dahulu telah menjadi bagian dari budaya, tradisi, dan kehidupan masyarakat kita.

Melalui brand ini, Desa Penambangan bisa menghadirkan produk yang bukan hanya fungsional dan bernilai estetika, tetapi juga membawa pesan tentang keberlanjutan, kreativitas, dan cinta terhadap alam.

Kekuatan sebuah brand bukan hanya terletak pada produknya, tetapi juga pada cerita dan nilai yang dibawanya. Panyaman menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi, antara kearifan lokal dan kebutuhan gaya hidup modern.

Dengan demikian, produk ini dapat diterima dengan bangga oleh masyarakat Tuban bahkan dunia, yang tentu akan menggerakkan perekonomian dari tingkat rumah tangga,” tegasnya.

Langkah kecil yang dimulai oleh Dicky bersama masyarakat ini menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa lahir dari desa, dari tangan-tangan terampil yang percaya pada potensi lokal. (dadang bs/hei)

comments powered by Disqus