Foto : Bupati Tuban, H. Fathul Huda saat melantik Kepala Desa Jegulo Kecamatan Soko.(mila)

Pelantikan Kades Jegulo, Bupati : Kades Harus Profesional dan Punya Inovasi

Tubankab - Bupati Tuban Fahul Huda melantik Kepala Desa Jegulo Kecamatan Soko Moh. Ali Shultoni hari ini, Jumat (27/09) di Balai Desa Jegulo.

Pelantikan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein, AsistenPemerintahan Joko Sarwono, dan Staf Ahli Teguh Setyo Budi, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa dan Keluarga Berencana (Dispemas Pemdes dan KB), serta Camat Soko Suwito.

Dalam arahannya, Bupati Fathul Huda mengatakan, jika pelantikan tersebut sangat istimewa, sebab menjadi satu-satunya kepala desa di Kabupaten Tuban yang dilantik di luar Pendapa Krida Manunggal Tuban pada 14 Agustus 2019 lalu. “Pelantikan Pak Ali ini istimewa dan di hari yang berkah, sebab kemarin tidak bisa dilantik bersama dengan kepala desa lain karena masih menjalankan ibadah haji,” kata bupati.

Pada kesempatan tersebut, bupati juga berpesan kepada Kepala Desa Jegulo agar segera mempelajari semua urusan yang berkaitan dengan pemerintah desa, dan profesional dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan. “Segera pelajari undang- undang desa, lalu juga semua aplikasi yang ada untuk pengaggaran dan pengaturan keuangan serta administrasi desa, ini penting,” tegas bupati.

Bupati mengingatkan, jika majunya kabupaten dimulai dari majunya desa, begitu seterusnya, hingga kemajuan dirasakan hingga skala negara. Desa merupakan ujung tombak pembangunan, dan telah menjadi subjek hingga objek dalam pembangunan nasional.

Pemerintah memberikan perhatian khusus untuk kemajuan pembangunan desa, dengan adanya Dana Desa (DD) serta Anggaran Dana Desa (ADD) yang jumlahnya mencapai lebih dari Rp 72 triliun. Hasilnya, menurut bupati dua periode ini cukup menggembirakan. Ini terlihat dari penuntasan angka pengangguran, di mana angka kemiskinan di daerah desa di Kabupaten Tuban menunjukkan angka 3,7 persen. Selain itu, angka pendapatan perkapita naik hingga 100 persen, dan berefek domino pada angka kemiskinan yang menurun.  

Untuk itu, bupati mengingatkan, agar kepala desa sebagai pimpinan dan pemangku kebijakan di desa agar profesional di segala bidang. Begitu pun dengan pengembangan inovasi yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Bupati juga meminta, adanya pendataan jumlah angka kemiskinan yang harus masuk dalam Besik Data Terpadu (BDT). Ini perlu agar masyarakat miskin yang belum mendapatkan bantuan kemiskinan segera mendapatkan hak mereka. “ Semua orang miskin harus masuk data ini, agar mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti PKH, KIS, dan KIP,” tegas bupati.

Sementara itu, untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada masyarakat yang belum mendapatkan, akan ditanggung dengan APBD atau dana dari Baznas, hingga dana turun dari pemerintah pusat.

Bupati juga menyinggung masalah pertanian, di mana Kecamatan Soko menjadi salah satu penghasil padi. Menurutnya, lompatan inovasi pertanian sudah sangat luar biasa, di mana luasan lahan 1000 hektare telah bisa menghasilkan panen 1,5 ton hingga 12 sampai 15 ton. “Tapi saya minta untuk peningkatan luas tanam perlu ditingkatkan di Soko,” pungkas bupati.

Dalam kesempatan tersebut, bupati juga mengunjungi penderita stunting di desa setempat. Bupati mengintruksikan, agar sosialisasi tentang pemenuhan gizi masa kehamilan ibu menjadi konsentrasi Dinas Kesehatan melalui bidan desa. (nurul jamilah/ hei)

comments powered by Disqus