Foto : Salah seorang penjual pelas Palang, Siti saat goreng pelas. (nahrus)

Pelas Palang, Kudapan Khas Warga Pesisir Tuban

Tubankab - Sekilas tampak aneh ketika mendengar tentang kuliner khas dari Kabupaten Tuban yang satu ini. Pasalnya, untuk wilayah Kecamatan Palang yang sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan, justru memiliki sebuah makanan khas olahan dari hasil pertanian, yaitu pelas.

Di beberapa wilayah lain, makanan ini biasa disebut dadar jagung, bakwan jagung, atau gimbal jagung, tapi masyarakat Tuban dan sekitarnya menyebut pelas pada olahan dari bahan dasar jagung ini. Pada umumnya masyarakat di sekitar kampung nelayan memiliki makanan khas yang identik dengan olahan hasil laut, tapi justru wilayah Kecamatan Palang khususnya Desa Palang memiliki jenis olah dari bahan hasil pertanian.

Seiring dengan namanya yang mulai menyebar luas ke masyarakat, pelas Palang kian diburu oleh masyarakat, baik lokal maupun luar desa bahkan hingga luar kota. Kuliner yang berjenis kudapan atau juga biasa dijadikan lauk ini banyak ditemui di pinggir-pinggir jalan sepanjang Kecamatan Palang khususnya pada sore hingga malam hari.

Salah seorang penjual pelas Palang, Siti, saat ditemui wartawan mengaku sudah berjualan pelas selama lebih dari 30 tahun. Pelanggannya pun beragam, mulai dari kalangan remaja hingga pegawai kantoran bahkan wisatawan dari luar kota.

"Biasanya satu hari bisa habis sekitar 2 - 3 karung jagung, ya lumayan lah yang beli juga kadang dari jauh, Bojonegoro, Gresik, Rembang, ada juga yang langganan pegawai dari Jenu belinya sampai seratus ribu kadang," terang Siti sambil sibuk menggoreng, Senin (18/09).

Siti menambahkan, harga pelas sangat terjangkau untuk kalangan masyarakat kecil. Sebab, ia hanya mematok harga Rp1000 per pelas. Sehari ia bisa menjual sekitar 500 pelas.

Kuliner satu ini memiliki rasa yang unik dan berbeda dengan jenis dadar jagung pada umumnya, yaitu rasa pedas dan asin khas pesisir. Menurut keterangan warga setempat  pelas Palang adalah makanan pendamping bagi nasi dan olahan ikan yang biasa dibawa para nelayan saat melaut, karena itu ciri khas rasa pedas dan asin selera masyarakat pesisir juga terasa sangat kental.

Seorang warga pelanggan pelas Palang, Ahmad Heriyanto, mengatakan, pelas Palang itu sudah ada sejak zaman ia masih kecil dan bertahan sampai sekarang. Sebenarnya, selain yang jual di pinggir jalan raya, juga ada yang jual di area pemukiman.

“Rasanya yang khas dan unik, ada pedas, gurih dan manisnya," terang Heri. (m nahrus h/hei)

comments powered by Disqus