foto : Para peserta sedang ikuti Pelatihan Aplikasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang Pendidikan Dasar di Aula Diknas Tuban. (tauviq)

Pelatihan Aplikasi BOS, Nur Khamid : Untuk Permudah Sistem Pelaporan

Tubankab - Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Tuban, menggelar Pelatihan Aplikasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jenjang Pendidikan Dasar. Pelatihan ini berlangsung selama 4 hari, yakni mulai17-20 Juli 2018.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Diknas Tuban ini, diikuti sekitar 110 peserta setiap harinya, di mana pada 17 dan 18 Juli, diikuti oleh operator dan bendahara BOS tingkat SD dari masing-masing gugus inti kecamatan dan dibagi menjadi 10 kecamatan setiap harinya, sedangkan pada 19 Juli, diikuti operator dan bendahara BOS seluruh SMP Negeri di Kabupaten Tuban, dan pada 20 Juli besok, diikuti oleh operator dan bendahara BOS seluruh SMP swasta di Kabupaten Tuban.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kabupaten Tuban, Drs. Nur Khamid, M.Pd mengatakan, sesuai dengan Surat Edaran (SE) dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) nomor 910/SJ tahun 2017, dana BOS, masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan menyesuaikan beban belanja yang ada. Sehingga, secara otomatis pihaknya membuat aplikasi BOS tersebut untuk mempermudah sistem pelaporannya.

“Dana BOS yang semula proses transfernya langsung menuju sekolah, sekarang harus tercatat di anggaran pemerintah daerah,” ungkapnya kepada reporter tubankab.go.id, Kamis, (19/07).

Atas dasar tersebut, Khamid melanjutkan, maka dibutuhkan penyesuaian pengelolaan dana BOS tersebut. Sehingga, dengan aplikasi BOS ini, pelaporan keuangannya akan lebih rapi dan mudah.

Lebih jauh, dikatakan Khamid bahwa aplikasi ini masih sebatas pelaporan untuk sekolah, sehingga belum di-online-kan ke Diknas. “Intinya, aplikasi ini dibuat untuk mempermudah laporan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ),” jelas Khamid.

Sedangkan untuk aplikasi online-nya, lanjut Khamid, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini masih dalam tahap merancang sesuai dengan aturan Kemendagri. “Tapi, belum launching,” terang Khamid.

Ke depan, pihaknya merencanakan untuk meng-online-kan aplikasi BOS ini secara bertahap. Hal tersebut, lanjut Khamid, dikarenakan saat ini masih terhambat keterbatasan sistem jaringan serta keterbatasan sekolah yang belum mempunyai akses wifi secara keseluruhan.

Khamid berharap, agar para peserta, bisa mengikuti pelatihan tersebut dengan baik serta dapat menyerap ilmu yang didapat untuk kemudian dimanfaatkan pada lingkungan masing-masing. “Sehingga, dapat mengelola BOS dengan baik dan benar,” pungkasnya. (tauviqurrahman/hei).

comments powered by Disqus